Jika negara lain mampu mengembangkan hingga mendapatkan hasil rendemen yang terbaik, tentunya kita juga harus mampu"
Kudus (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan akan berupaya mengurangi ketergantungan gula impor dengan membatasi impor gula agar produk gula dalam negeri lebih laku.

"Semangat yang kami usung, nantinya tidak perlu terlalu banyak melakukan impor gula karena produktivitas gula di Tanah Air juga mulai ditingkatkan," ujarnya ditemui usai mengunjungi Pabrik Gula Rendeng Kudus, Sabtu.

Untuk mendukung produktivitas gula di Tanah Air, kata dia, tingkat rendemen gula (kadar gula dalam tebu) harus ditingkatkan agar tingkat produksi gula di dalam negeri meningkat.

Gita juga bercerita soal keberhasilan negara tetangga dalam mengembangkan tanaman tebu dan produksi gulanya setelah sempat menimba ilmu di jawa.

Hasilnya, lanjut dia, Thailand yang sempat menimba ilmu di Tanah Air itu, kini mampu menghasilkan tingkat rendemen gula antara 12 persen dan 14 persen serta tidak ada yang di bawah 10 persen.

Tingkat rendemen gula yang relatif cukup tinggi, kata Mendag, juga terjadi di Brasil dengan tingkat rendemen minimum 12 persen.

"Jika negara lain mampu mengembangkan hingga mendapatkan hasil rendemen yang terbaik, tentunya kita juga harus mampu meningkatkan rendemen dari 12 persen hingga mencapai 15 persen agar bisa meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat luas," ujarnya.

Ia berharap tingkat produksi gula nasional benar-benar ditingkatkan sehingga kebutuhan gula di dalam negeri bisa dipenuhi sendiri.

Sementara itu, Administrator PG Rendeng Kudus Teguh Agung Tri Nugroho mengungkapkan, untuk mendukung swasembada gula di Tanah Air, PG Rendeng sudah berupaya melakukan perbaikan di berbagai bidang, termasuk mesin produksinya.

Bahkan, PG Rendeng juga dilengkapi alat Analisis Rendemen Individu (ARI) untuk mendukung transparasi perhitungan rendemen.

"Kami juga membuat kesepakatan dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) tentang persyaratan tebu masuk," ujarnya.

 (KR-AN/D007) 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012