Jakarta (ANTARA) - Produsen baja nasional PT Gunung Raja Paksi, Tbk terus memperkuat komitmen guna mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dengan memproduksi baja berkelanjutan (sustainability).

Anggota Komite Eksekutif PT Gunung Raja Paksi (GRP), Tbk Kimin Tanoto di Jakarta, Senin menyatakan komitmen tersebut dilakukan melalui dua penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Fortescue Future Industries (FFI) serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) di Bali pada gelaran B20 Summit, 13 November 2022 lalu.

"Penandatanganan MoU untuk menjalin kerjasama dan mengidentifikasi potensi kolaborasi yang saling menguntungkan. Termasuk mengenai pemakaian energi bersih yang ramah lingkungan," katanya melalui keterangan tertulis.

Menurut dia, MoU dengan FFI, perusahaan energi hijau global,mengeksplorasi kolaborasi dalam kasus penggunaan hidrogen hijau dan amonia hijau, sehingga memungkinkan GRP memproduksi baja rendah emisi di sektor yang sangat sulit dikurangi.

Sedangkan perjanjian kerjasama dengan KADIN menjanjikan komitmen GRP menuju nol bersih, yang merupakan area fokus utama setelah GRP meluncurkan Buku Panduan ESG beberapa waktu lalu.

Baca juga: GRP dukung pembangunan IKN dengan kedepankan produk ramah lingkungan

“Hal ini sejalan dengan Buku Panduan ESG kami. Dalam hal ini, akan mendorong perusahaan maju dalam agendanya untuk dekarbonisasi industri baja kawasan melalui percepatan emisi nol bersih dan mempromosikan penggunaan energi hijau, yang merupakan area fokus utama dalam strategi ESG-nya,” jelasnya.

Kerja sama tersebut memang strategis, pasalnya, lanjut Kimin, produksi baja merupakan salah satu sektor paling berpolusi dan mengkonsumsi energi di dunia sehingga menjadi penyumbang utama emisi global.

Hingga kini, industri baja Asia menyumbang lebih dari 70 persen emisi karbon dalam produksi baja global.

“Langkah-langkah yang kami ambil hari ini akan membangun masa depan. Oleh karena itu GRP bekerja sama dengan para mitra yang memiliki keahlian untuk mendorong bisnis dan industri baja kami menuju masa depan yang sejahtera dan lebih ramah lingkungan,” katanya

Kimin menambahkan, berbagai upaya mencapai Indonesia Net Zero Emission tersebut, tak lepas dari peran KADIN Net Zero Hub (KADIN NZH), yang merupakan wadah gerakan dekarbonisasi pada sektor industri dan komersial serta upaya mendukung transisi energi guna mencapai Indonesia Net Zero Emission.

Baca juga: RUPST GGRP setujui pembagian dividen Rp90 miliar

Terkait hal itu, Ketua Komite Energi Terbarukan Kadin Muhammad Yusrizki menjelaskan, Kadin NZH bertujuan untuk membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan membantu sektor swasta Indonesia dalam merealisasikan komitmen net zero emission pada entitas bisnis masing-masing dan meningkatkan daya kompetisi di pasar global.

“Pencapaian nol bersih pada 2060, hanya dapat dicapai dengan kerjasama dengan mitra sektor swasta seperti GRP. Kami berharap MoU ini akan membuka jalan bagi kemitraan masa depan," katanya.

Sementara Ketua dan Pendiri FFI Andrew Forrest AO mengatakan, pihaknya tak bisa mengurangi emisi karbon sendirian oleh karena itu perusahaan-perusahaan penghasil emisi diharapkan mengikuti jejak PT GRP.
"Kami bertekad, membantu mereka untuk melakukan menuju dekarbonisasi,” kata Andrew.

Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022