secara fisik, anak remaja mulai aktif, sering berkeringat, dan secara hormonal juga aktif baik laki-laki maupun perempuan
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Yudo Irawan, SpKK mengingatkan remaja untuk menjaga kebersihan organ intim, mengingat di usia tersebut terjadi peningkatan aktivitas yang menyebabkan sering berkeringat dan lembab di area intim.

"Pada masa remaja itu masa aktif-aktifnya. Jadi secara fisik, anak remaja mulai aktif, sering berkeringat, dan secara hormonal juga aktif baik laki-laki maupun perempuan," ujar Yudo dalam bincang-bincang kesehatan dalam rangka HUT RSCM ke-103 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan karena mulai sering berkeringat dan lembap di area intim, maka penting bagi remaja untuk mulai rajin mengganti celana dalam paling tidak dua kali dalam sehari. Selain itu, gunakan celana dalam yang bahannya mudah menyerap keringat seperti katun.

Ia melanjutkan, penting juga untuk menghindari gesekan-gesekan yang berlebihan karena jika gesekan berlebihan terjadi pada kulit paha dalam yang lembap maka akan menyebabkan iritasi. Gesekan-gesekan tersebut, menurutnya, dapat dihindari dengan menjaga berat badan agar tetap ideal.

Pada perempuan, jika sedang menstruasi, Yudo mengingatkan jangan sampai tidak mengganti pembalut dalam waktu yang lama karena akan menyebabkan infeksi. Pastikan juga pembalut yang digunakan cocok dengan kulit agar tidak terjadi iritasi.

Baca juga: Dokter: Edukasi kesehatan organ intim harus dimulai sejak dini

Baca juga: Pentingnya merawat area kewanitaan dengan pembersih berbahan alami


"Kadang ada bahan pembalut yang tidak cocok untuk orang tertentu, misalnya kalau pakai merek ini jadi iritasi. Jadi harus tahu yang mana yang cocok," katanya.

Sedangkan pada laki-laki, Yudo mengatakan sebaiknya melakukan sirkumsisi atau sunat. Jika tidak, menurutnya, perlu ada usaha lebih untuk menjaga kebersihan di area dalam kulit kulup.

"Karena ini memang harus dibersihkan, kalau tidak, nanti akan ada tumpukan-tumpukan dari sisa kotoran kulit, lemak, minyak, yang dapat menyebabkan atau mencetuskan infeksi bakteri atau infeksi jamur. Jadi yang putih-putih itu harus dibersihkan, kita sebut dengan smegma," ucap Yudo.

"Kalau yang sudah sirkumsisi, umumnya sudah jarang ada smegmanya lagi. Jadi kurang lebih, lebih mudah untuk membersihkannya," katanya.

Saat membersihkan organ intim, Yudo tidak menyarankan untuk memakai wangi-wangian baik dari sabun maupun parfum.

"Itu justru dapat menimbulkan masalah. Jadi kalau mau pakai sabun kewanitaan atau sabun khusus, baiknya konsultasikan dulu, jangan langsung pakai setiap hari apalagi kalau misalnya yang perempuan disemprotkan sampai ke dalam atau yang laki-laki sampai digosokkan, nanti jadi kemerahan dan jadi sumber masuknya kuman atau infeksi," ujarnya.

Kemudian jika ingin mencukur rambut kemaluan, disarankan untuk tidak mencukurnya sampai habis untuk mencegah terjadinya infeksi.

"Gunting pendek saja, karena kalau dicukur habis terutama dengan arah berlawanan dengan tumbuhnya rambut itu bisa jadi luka-luka yang mana nanti bisa infeksi atau masalah lain lagi," kata Yudo.

Baca juga: Dokter: Beri gula pada makanan pendamping ASI setengah sendok teh

Baca juga: Dokter: Anggapan obesitas tapi sehat itu menyesatkan

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022