London (ANTARA) - Negara-negara kaya telah berpegang teguh pada janji untuk menghapuskan pembangkit listrik tenaga batu bara, meskipun ada perang di Ukraina guna membantu mencapai target iklim mereka, tetapi perluasan armada batu bara China berisiko menggagalkan dampak penutupan, sebuah laporan katanya pada Selasa.

Negara-negara dalam forum kebijakan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Uni Eropa berada di jalur yang tepat untuk menutup lebih dari 75 persen kapasitas pembangkit listrik batu bara mereka dari tahun 2010 hingga 2030, menurut laporan Powering Past Coal Alliance (PPCA).

Emisi gas rumah kaca dari pembakaran batu bara adalah satu-satunya penyumbang terbesar perubahan iklim dan menyapih dunia dari batu bara dianggap penting untuk mencapai target iklim global.

Sementara beberapa negara seperti Inggris dan Jerman telah menunda penutupan pembangkit listrik batu bara musim dingin ini karena perang di Ukraina dan kekhawatiran atas pasokan energi Rusia, tanggal penghentian keseluruhan tetap utuh, menurut laporan yang dirilis bertepatan dengan KTT iklim COP27 para pemimpin dunia di Mesir.

Pemerintah-pemerintah meningkatkan upaya mereka untuk berinvestasi dalam energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi, untuk mempercepat transisi dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas, kata PPCA, sebuah kampanye internasional yang bertujuan untuk menghapus penggunaan bahan bakar.

Baca juga: Sri Mulyani: Partisipasi RI penting dalam komitmen transisi batu bara

China telah berjanji untuk membawa emisi karbon negaranya ke puncak pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. Pada Senin (14/11/2022), China mengatakan tidak menentang penyebutan 1,5 derajat Celcius sebagai tujuan untuk membatasi pemanasan global.

Utusan iklim China, Xei Zhenhua mengatakan pekan lalu pada pembicaraan iklim COP27 di Mesir, negara itu perlu mempertahankan beberapa pembangkit batu bara untuk membantu menjaga stabilitas jaringan listriknya.

Masih ada rencana untuk hampir 300 GigaWatt (GW) kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru secara global dengan sekitar dua pertiganya, atau 197 GW direncanakan akan dibangun di China, laporan itu menunjukkan.

Penghentian pembangkit tenaga batu bara di OECD yang dipercepat dan penurunan skala proposal proyek baru di seluruh dunia telah diimbangi oleh perluasan armada batu bara yang sedang berlangsung di China, kata laporan itu.

PPCA mengatakan banyak dari proyek yang diusulkan ini pada akhirnya dapat dibatalkan.

Baca juga: Jerman tingkatkan pembangkit listrik batu bara di tengah krisis energi


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022