Menurut keterangan resmi Google Doodle, pada hari ini di tahun 2010, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) secara resmi menyatakan angklung sebagai barang Warisan Dunia.
Angklung biasanya terdiri dari dua tabung dan alas. Perajin ahli memotong bambu menjadi tabung dengan ukuran berbeda, yang menentukan nada angklung. Saat seorang pemain menggoyangkan atau mengetuk pangkal bambu dengan lembut, instrumen tersebut menghasilkan satu nada.
Karena angklung hanya memainkan satu nada, pemain harus bekerja sama untuk menciptakan melodi dengan menggoyangkan angklung mereka pada nada yang berbeda.
Angklung disebut berasal dari 400 tahun yang lalu di Jawa Barat, Indonesia. Penduduk desa percaya bahwa suara bambu dapat menarik perhatian Dewi Sri, yang merupakan dewi padi dan kemakmuran.
Setiap tahun, perajin terbaik desa menggunakan bambu hitam khusus untuk membuat angklung. Pada musim panen, mereka mengadakan upacara dan memainkan angklung dengan harapan dewa akan memberkati mereka dengan hasil panen yang subur.
Alat musik ini masih menjadi pokok budaya Indonesia dan seringkali pemerintah menyelenggarakan pertunjukan angklung untuk menyambut tamu terhormat di Istana Kepresidenan.
Suara angklung yang menggembirakan dapat didengar di ruang kelas di seluruh dunia karena ini adalah cara yang bagus bagi guru untuk memperkenalkan musik dan budaya Indonesia kepada siswa.
Baca juga: Kemarin, nominasi AMI 2022 hingga Rasuna Said di Google Doodle
Baca juga: Debut Harry Styles di TIFF hingga mangkuk ayam di Google Doodle
Baca juga: Sejarah di balik mangkuk ayam jago yang tampil di Google Doodle
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022