Jakarta (ANTARA) - Pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) siap menjaga protokol kesehatan (prokes) demi mencegah lonjakan kasus COVID-19 subvarian XBB jelang musim liburan akhir tahun.

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril dalam keterangan resmi pada Rabu, mengatakan aktivitas wisata dan upaya menjaga kesehatan bisa dijalankan beriringan asalkan pengelola destinasi pariwisata tertib menjalankan prokes, mensyaratkan kelengkapan vaksinasi, screening test antigen dan PCR, melaporkan status kesehatan dan perjalanan melalui aplikasi Peduli Lindungi.

"Meski tingkat penyebaran subvarian XBB tergolong cepat, namun tingkat fatalitasnya tidak tinggi,” kata dr. Mohammad Syahril.

Saat ini, Bali menjadi primadona wisata domestik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Bali pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 3,80 persen hingga 4,60 persen year-on-year (yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang masih mengalami kontraksi sebesar -2,47 persen yoy. Statistik juga mencatat, jumlah turis asing (wisman) ke Bali mencapai lebih dari 276.600 pada Agustus 2022, dan sekitar 290.000 wisman pada September.

Baca juga: Kemenparekraf tingkatkan kualitas usaha melalui standardisasi CHSE

Kebanyakan turis asing berasal dari India, Prancis, Inggris dan Jerman. Secara akumulatif, jumlah wisman ke Bali pada Januari-Agustus 2022 naik 2.080 persen jika dibandingkan dengan periode Januari-Agustus 2021 yang hanya tercatat 43 kunjungan.

“Boleh dibilang, Bali telah kembali kepada track-nya sebagai garda depan pariwisata Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun.

Di sisi lain, bukan hanya Bali yang menjadi satu-satunya destinasi utama. Kawasan Timur Indonesia lainnya juga telah dilirik wisatawan, misalnya Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Labuan Bajo, Taman Nasional Komodo, Kampung Budaya ‘Compang To’e Melo’, hingga Danau Kelimutu yang bisa bersalin rupa dalam tiga warna.

Di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), terdapat "harta karun" pariwisata semisal Danau Nausus, Pantai Outune, Savana Fatumnasi, Puncak Mutis, hingga Taman Wisata Bu’at.

Majunya pariwisata di Indonesia Timur di masa pandemi merupakan buah kerja keras pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomo Kreatif, Kementerian Kesehatan dan pengelola wisata lokal.

Perluasan cakupan vaksinasi hingga ke daerah juga menjadi kunci keberlangsungan kegiatan wisata, misalnya melalui kolaborasi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes bersama The United States Agency for International Development (USAID) yang menggelar “Breakthrough ACTION for COVID-19” pada Desember 2021 hingga akhir November 2022.

Program itu bertujuan meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 dengan melibatkan masyarakat selama masa kampanye, khususnya kelompok masyarakat rentan seperti Lansia dan masyarakat secara umum untuk dapat melengkapi dosis vaksinasinya.

“Warga sangat antusias mengikuti program ini,” kata Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, I Made Sumiarta. “Hal itu ditunjukkan dengan minat masyarakat untuk vaksinasi 1, 2 dan booster yang umumnya di atas 90 persen.”

Menurut Made, dengan peluang tersebut Dinas Kesehatan tengah mengupayakan strategi untuk menghadapi persiapan liburan akhir dan awal tahun yang pasti akan dipenuhi para pelancong.

Senada dengan Made, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Shana Fatina, tidak hanya optimistis dengan perkembangan terakhir kepariwisataan tersebut.

Ia bahkan merasa bangga karena masyarakat dan pemerintah setempat begitu sigap dalam mengamankan agenda pariwisata akhir tahun dengan menggalakkan vaksinasi dan menaati protokol kesehatan di kawasan Labuan Bajo.

Hingga kini tercatat sebanyak 133 unit usaha di NTT telah mengantongi tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment) dari Kemenparekraf, di mana 58 di antaranya ada di Kabupaten Manggarai Barat, dan terus bertambah.

Kesiapan tim medis dan fasilitas kesehatan juga terus ditingkatkan, bahkan RSUD Komodo ditargetkan naik kelas menjadi Rumah Sakit Tipe A pada 2023.

Direktur Manajemen Investasi, Deputi bidang Industri dan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. Zulkifli Harahap mengatakan kolaborasi lintas sektor itu diharapkan dapat terus menggenjot potensi wisata domestik menjadi lokasi wisata kelas dunia.

“Diperlukan kolaborasi semua pihak untuk mendukung iklim investasi pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di Labuan Bajo sebagai world class premium destination. Sehingga membuka lapangan kerja berkualitas dan dapat menumbuhkan perekonomian," kata dia.

Baca juga: KTT G20 diharapkan dongkrak perekonomian di Bali

Baca juga: Forum THK kunjungi objek wisata hasil blended finance di Bali

Baca juga: Bahlil: KEK Sanur jadi fasilitas kesehatan "one stop solution"

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022