Jakarta (ANTARA) - Pengamat kebudayaan dan pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Chusmeru mengatakan Indonesia berhasil mempromosikan kain tradisional Tenun Endek dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.
"Indonesia berhasil mempromosikan kain tradisional khas bangsa ini," katanya dihubungi dari Jakarta, Rabu.
Ketika para pemimpin negara G20 mengenakan kain tradisional asal Indonesia, kata dia, hal tersebut momentum membanggakan bangsa Indonesia.
"Momen kompak pemimpin negara peserta G20 mengenakan Tenun Endek saat kegiatan gala dinner (jamuan makan malam) di kawasan Garuda Wisnu Kencana menunjukkan keberhasilan Indonesia mempromosikan busana yang dibuat dari kain khas tradisional," katanya.
Terlebih, kata dia, Konferensi Tingkat Tinggi G20 tentunya menjadi sorotan dunia mengingat banyak media asing yang juga meliput pelaksanaan kegiatan di Bali tersebut.
"Bahkan secara simbolik Indonesia juga akan dipandang sebagai negara yang mampu mempersatukan negara-negara G20 lewat busana yang terbuat dari kain khas tradisional," katanya.
Kekompakan berbusana yang terbuat dari kain khas tradisional dalam jamuan makan malam itu, kata dia, juga mencerminkan interaksi lintas budaya antarpeserta G20 yang berhasil dibangun secara baik oleh Indonesia.
Baca juga: Presiden Jokowi jelaskan jenis mangrove Tahura Ngurah Rai ke wartawan
Terlebih, kata dia, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga mengenakan baju adat Bali dalam acara jamuan makan malam KTT G20 di Garuda Wisnu Kencana.
"Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga dan mempertahankan akar budayanya," katanya.
Para pemimpin dan delegasi KTT G20 mengikuti jamuan makan malam dengan sajian menu dari berbagai daerah di Indonesia di GWK, Bali, Selasa (15/11) malam.
Dalam sambutannya, Presiden RI selaku tuan rumah, Jokowi, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para pemimpin negara G20 serta lembaga internasional di GWK.
Presiden juga menjelaskan makna Patung Garuda Wisnu Kencana kepada para tamu yang hadir. Makna patung GWK selaras dengan tugas yang diemban para pemimpin terhadap dunia dan kemanusiaan.
"Dalam mitologi Bali, patung ini menggambarkan cinta, tanggung jawab, keberanian, dan pengabdian. Ini adalah tugas kita terhadap dunia dan kemanusiaan," tutur Presiden.
Baca juga: Presiden AS tinggalkan Bali
Baca juga: Indonesia tutup KTT G20 serahkan kepemimpinan ke India
Baca juga: BMKG: 29 ton garam ditabur di langit Bali dukung gelaran KTT G20
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022