Paris (ANTARA) - Saat pandangan dunia tertuju pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (Group of 20/G20) di Indonesia, muncul sebuah konsensus luas bahwa perekonomian-perekonomian besar, seperti China dan Uni Eropa (EU), perlu kerja bersama.

Hal itu ditujukan agar dapat memfasilitasi pemulihan ekonomi global dan pembangunan berkelanjutan.

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte, dan PM Spanyol Pedro Sanchez di pulau wisata Bali pada Selasa (15/11).

Xi mengatakan bahwa China dan EU harus berpegang pada semangat independensi dan otonomi, serta keterbukaan dan kerja sama untuk mendorong hubungan bilateral demi kemajuan yang stabil di jalur yang benar serta menyuntikkan stabilitas dan energi positif kepada dunia.
 
  


Terlepas dari pandemi COVID-19 dan ketidakstabilan regional, layanan kereta barang China-Eropa masih tetap stabil, membantu meningkatkan volume perdagangan China-EU.

Pada 2021, layanan kereta barang China-Eropa mencatat rekor 15.000 perjalanan dan mengangkut barang setara dengan 1,46 juta TEU (twenty-foot equivalent unit). Angka tersebut masing-masing menunjukkan pertumbuhan 22 persen dan 29 persen dari tahun sebelumnya, menurut China State Railway Group Co., Ltd.

Selama enam bulan pertama 2022, layanan tersebut mengoperasikan 7.514 perjalanan kereta barang dan mengangkut barang setara dengan 724.000 TEU, tunjuk data perusahaan itu.

Layanan kereta barang China-Eropa berfungsi sebagai penghubung perdagangan penting antara Asia dan Eropa. Dengan 82 rute, kereta-kereta tersebut sekarang menjangkau 200 kota di 24 negara Eropa, membentuk jaringan transportasi yang mencakup seluruh Eropa, kata perusahaan itu.

Kereta-kereta tersebut mengangkut lebih dari 50.000 jenis barang dalam 53 kategori, termasuk mobil dan suku cadang, pakaian dan aksesori, serta biji-bijian dan kayu, sehingga membantu menstabilkan rantai pasokan internasional.

"Terutama di masa-masa sulit ini, ketika kita juga berupaya keras mengatasi kemacetan di beberapa jalur laut, layanan kereta barang China-Eropa masih berfungsi secara efektif," ungkap Axel Mattern, Direktur Eksekutif Port of Hamburg Marketing, seraya menambahkan bahwa dirinya berharap dapat menyambut lebih banyak lagi kereta dari China.

Hingga akhir Juli 2022, rasio keseluruhan peti kemas bermuatan yang melakukan perjalanan di kedua arah telah mencapai sekitar 98 persen, menurut data yang dirilis oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission) China pada Agustus.

Layanan kereta barang ini juga membantu membangun banyak pusat logistik baru serta kawasan industri dan perdagangan di sepanjang rute-rute tersebut, sehingga menciptakan puluhan ribu pekerjaan secara lokal.

Sebagai salah satu pintu gerbang ke EU, Kota Zahony di Hongaria timur laut menjadi pusat penting di sepanjang jalur selatan. Kota ini terletak tidak lebih dari 100 kilometer ke lima perbatasan, menjadikannya lokasi ideal sebagai pusat logistik.

Norbert Csomos, Direktur Pelaksana MAV-REC Railway Engineering Cooperation Ltd., mengatakan kepada Xinhua bahwa layanan kereta barang China-Eropa telah meningkatkan perekonomian setempat, dengan semakin banyak perusahaan China berencana untuk berinvestasi di Zahony.

Saling menguntungkan

Menarik banyak perhatian di KTT G20, kerja sama yang saling menguntungkan antara China dan EU menawarkan prospek yang lebih luas untuk pembangunan di masa depan.

Menyebut globalisasi sebagai sebuah kesuksesan, Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam kunjungan resminya ke China sebelumnya pada bulan ini mengatakan Jerman tidak mendukung pemisahan (decoupling). Dia menekankan bahwa Jerman harus melakukan bisnis dengan seluruh dunia, termasuk China.

Valdis Dombrovskis, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa, mengatakan bahwa hubungan perdagangan EU dengan China "membutuhkan lebih banyak keseimbangan dan timbal balik" dan "EU harus terus terlibat dengan China dengan pragmatisme."

Terlepas dari banyaknya tantangan politik dan ekonomi internasional, termasuk pandemi COVID-19, kerja sama ekonomi dan perdagangan China-EU semakin meningkat, baik dalam keragaman maupun volume.

Tahun lalu, volume perdagangan bilateral untuk kali pertama melampaui angka 800 miliar dolar AS  sementara investasi menembus angka 270 miliar dolar AS secara kumulatif. Dalam delapan bulan pertama 2022, total perdagangan antara China dan EU mencapai 575,22 miliar dolar AS, naik 8,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Total investasi EU di China mencapai 7,45 miliar dolar AS, naik 121,5 persen (yoy), demikian disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China bulan lalu.

Sembari mengenang hubungan ekonomi dan perdagangan China-Jerman selama 50 tahun terakhir, CEO Duisport Markus Bangen mengungkapkan keyakinannya terhadap ketangguhan dari kerja sama yang menguntungkan antara kedua negara. "Kami menantikan lebih banyak kerja sama di masa mendatang."

Denis Depoux, Direktur Pelaksana Global Roland Berger, juga memuji stabilitas hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral dalam menghadapi kegoyahan ekonomi global yang telah dilemahkan oleh kenaikan inflasi, krisis energi, dan gangguan rantai pasokan di sepanjang tahun 2022.

"Terlepas dari kondisi yang menantang itu, kerja sama ekonomi dan perdagangan China-EU telah berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan dan memainkan peran kunci dalam mendorong pemulihan ekonomi global," katanya dalam sebuah laporan tentang perkembangan perusahaan China di EU.

Untungkan dunia

Sejauh ini pada 2022, Eropa berhasil menarik sejumlah investasi besar dari China. Produsen baterai China Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) telah secara resmi mengumumkan keputusannya untuk membangun pabrik Eropa keduanya di Hongaria, sementara sejumlah produsen mobil China, termasuk BYD, NIO, dan XPeng, sedang mengeksplorasi peluang pasar untuk kendaraan listrik di Eropa Utara.

Kedua pihak juga telah memanfaatkan potensi kerja sama di sektor energi terbarukan. Ladang angin yang dioperasikan oleh CGN Europe Energy, anak perusahaan China General Nuclear Power Group, di Desa Assac di Prancis tidak hanya menyediakan energi bersih bagi penduduk setempat, tetapi juga membantu mengubah desa tersebut menjadi destinasi wisata.

Proyek "pulau nol karbon" yang dijalankan oleh Shanghai Electric Power Company di Gozo, Malta, berhasil menemukan cara inovatif untuk mengintegrasikan tenaga angin dan surya, penyimpanan energi, hidrogen, dan teknologi energi pintar yang komprehensif dalam sebuah proyek percontohan.

Menurut Pascal Gondrand, Direktur Business France untuk Jepang dan Asia Utara-Timur, China merupakan investor Asia nomor satu bagi Prancis, dengan 53 proyek menciptakan atau mempertahankan 2.169 lapangan kerja pada 2021.

Para investor China telah meluncurkan proyek-proyek besar di berbagai sektor seperti energi, kendaraan listrik, perawatan kesehatan, digital, dan infrastruktur, ujar Gondrand dalam sebuah forum di Prancis pada akhir September lalu.

Dia melihat peran bagi Prancis, yang sudah berfungsi sebagai pusat bisnis di Eropa dan kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, untuk bekerja sama dengan China di pasar pihak ketiga guna mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Investasi dan pendanaan gabungan akan memainkan peran kunci dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara pihak ketiga, ujar mantan perdana menteri Prancis Jean-Pierre Raffarin.

Di saat China-Jerman memperingati 50 tahun hubungan diplomatiknya tahun ini, Ketua Dewan Manajemen BMW AG Oliver Zipse mengatakan, "Pengalaman kami di China merupakan contoh yang baik dari kolaborasi yang sukses antara kedua negara dan antara China dan Eropa. Dari sudut pandang kami, kolaborasi dan rasa saling percaya adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang saat ini terbentang di hadapan kita semua. Itu adalah kunci untuk menciptakan pertumbuhan dan kemakmuran."

Pandangan serupa disampaikan oleh mantan direktur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Pascal Lamy, yang mengatakan bahwa mengingat adanya dampak menghancurkan dari perubahan iklim terhadap lingkungan dan ekonomi global, EU dan China harus bekerja sama untuk mengurangi emisi karbon.

Saat berbicara dalam sebuah forum ekonomi di Paris pada September, Raffarin juga mendesak Prancis, Eropa, dan China untuk mencari cara guna mengarahkan hubungan mereka ke arah multilateralisme dan kerja sama.

"Kita memiliki visi akan sebuah dunia multipolar. Kita menginginkan tata kelola global yang seimbang dan untuk itu kita harus menciptakan kembali multilateralisme. Mari kita bicara. Mari kita berdialog," ujar Raffarin.

"Semakin banyak kerja sama yang dilakukan, semakin besar pula kemampuan kita untuk membatasi ketegangan," tambahnya. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022