Jayapura (ANTARA) - Tercatat tujuh orang pendemo diamankan polisi saat melaksanakan unjuk rasa di kawasan Universitas Cenderawasih Abepura, Kota Jayapura, Rabu (16/11).

Kapolresta Jayapura Kota Kombes Victor Mackbon di Jayapura, Rabu menjelaskan diamankannya tujuh pendemo karena diduga provokator.
 
Selain provokator, salah seorang yang diamankan itu adalah koordinator aksi demo dan saat ini masih diperiksa penyidik di Polsek Abepura.
 
"Belum bisa dipastikan apakah ketujuh orang yang diamankan itu semua mahasiswa atau bukan karena masih di periksa, " ujar Mackbon.
 
Kapolresta Jayapura Kota mengatakan aksi demo dilaksanakan di tiga titik yakni kampus Uncen lama, depan Fakultas Kedokteran dan kampus Uncen Waena.
 
Awalnya aksi demo yang menolak pelaksanaan G20 di Bali berlangsung normal namun massa yang berada di kampus Uncen lama terprovokasi dan berupaya melawan serta berupaya menerobos petugas.
 
Massa yang terprovokasi kemudian berupaya menerobos garis barikade petugas untuk melakukan long march, yang sejak awal dilarang sehingga anggota mengambil langkah tegas dengan mendorong mundur massa yang terprovokasi sehingga terjadi aksi pelemparan terhadap petugas.
 
Tercatat tiga anggota Polresta Jayapura Kota yang terluka akibat lemparan batu yang dilakukan oleh massa.
 
"Mereka yang diamankan itu melawan petugas serta merupakan provokator, " tegas Mackbon.
 
Mantan Wadir Krimsus Polda Papua ini mengaku anggotanya terpaksa harus menjalani perawatan akibat luka yang dideritanya bahkan seorang diantaranya menjalani operasi di RS Bhayangkara, Kotaraja.
 
"Kami tidak memberi izin bila mereka melakukan long march karena akan menganggu kamtibmas namun tetap memberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya namun dinodai oleh kelompok mereka sendiri," ungkap Mackbon.
 
Ketika ditanya tentang kamtibmas di Kota Jayapura, Mackbon mengaku, kamtibmas aman dan terkendali, aktivitas masyarakat berlangsung normal.
 
"Aktivitas masyarakat berlangsung normal," kata Mackbon.
 
 

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022