London (ANTARA) - Harga komoditas pertanian global seperti kopi, biji-bijian untuk pangan dan biji-bijian untuk minyak bisa turun tahun depan karena banyak ekonom utama memasuki resesi, tetapi mereka akan tetap tinggi dalam sejarah, Rabobank mengatakan dalam sebuah laporan pada Rabu (16/11/2022).

Bank mengatakan konsumen menghadapi gambaran ekonomi makro yang semakin gelap, dengan kekurangan energi, bahaya geopolitik, dan kekurangan berkelanjutan dari beberapa komoditas utama seperti gandum yang menjadi pertanda buruk bagi ketahanan pangan global.

Gandum tetap sangat terpengaruh oleh perang Rusia-Ukraina dan bank memperkirakan defisit 6 juta ton tahun depan, juga karena prospek cuaca yang tidak pasti di Uni Eropa, Amerika Serikat dan Argentina.

Di tempat lain, Rabobank memperkirakan permintaan kopi tumbuh jauh di bawah tingkat rata-rata sebesar 1,5 persen, dengan cuaca yang bersahabat meninggalkan pasar dalam surplus 4 juta kantong. Bank memperkirakan harga gula yang relatif rendah sebagian besar berkat cuaca yang ramah.

"Harga pertanian mungkin turun, itu bukan karena produksi akan meningkat secara signifikan tetapi karena permintaan akan sangat lemah," kata Carlos Mera, kepala riset pasar komoditas pertanian bank.

Dengan melonjaknya biaya energi, tenaga kerja, dan lainnya, harga komoditas pertanian sekitar 50 persen lebih tinggi dari masa pra-pandemi, bank mencatat.

Baca juga: Zurich: Pebisnis Indonesia anggap krisis utang risiko tertinggi 2022

Baca juga: Jepang dan AS setuju perkuat hubungan hadapi ketegangan geopolitik

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022