Kabupaten Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Hari pertama pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) PMII yang digelar di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung  Jawa Timur, Kamis, sempat diwarnai kericuhan sehingga memaksa petugas keamanan dari kepolisian, TNI dan barisan serbaguna (banser) turun tangan menengahi peserta.

Momen gaduh terjadi sekitar pukul 16.00 WIB  tepat saat Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi membacakan sambutan Presiden Joko Widodo, mengawali seremoni pembukaan acara yang juga dihadiri Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Aksi lempar kursi terjadi di deretan kursi peserta sisi utara. Banyak peserta yang berdiri tiba-tiba menyampaikan protes yang kemudian diikuti mahasiswa lain.

Melihat situasi mulai tidak kondusif, pembacaan sambutan presiden oleh Wamenag Zainut Tauhid terpaksa dihentikan.

Sejumlah tamu undangan, tokoh-tokoh alumni PMII segera dievakuasi panitia dan tim keamanan sampai kelompok peserta yang ribut berhasil digiring keluar oleh petugas untuk mengantisipasi situasinya terus memburuk.

“Ini sebenarnya konflik internal antar mereka (PMII), kami menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama, seperti perusakan, kekerasan dan sebagainya,” kata Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto.

Dibantu jajaran TNI dari Kodim 0807/Tulungagung, satuan brigade mobil (brimob), banser serta keamanan internal, Kapolres Eko memimpin langsung upaya penanggulangan kerusuhan.

Eko bahkan ikut menjadi “pagar betis” bersama jajaran kepolisian dan TNI lain, demi menghadang kelompok peserta dari Indonesia timur yang ingin merangsek ke dalam acara.

Eko mengatakan permasalahan bermula dari kontingen PMII dari wilayah Indonesia Timur yang ingin bertemu dengan Pengurus Besar PMII. “Tapi belum ada kesempatan untuk bertemu,” lanjutnya.

Usai pembukaan, sempat ada upaya penghadangan terhadap Muhaimin Iskandar namun bisa diredam oleh petugas.

Mereka memaksa bertemu untuk menyampaikan masalah internal, seperti fasilitas penginapan yang tidak layak.

Untuk pengamanan Muspimnas ini, pihaknya mengerahkan 1.200 personil gabungan.

Dengan kejadian ini, pihaknya belum berencana mempertebal pengamanan. “Belum, masih cukup mengamankan kegiatan ini,” ujarnya.

Koordinator Panitia Lokal Muspimnas PMII, Utri Suciati mengatakan bahwa kericuhan disebabkan lantaran ada beberapa peserta ilegal dari Koordinator Cabang Wilayah Indonesia Timur.

“Kami sudah melakukan pengamanan maksimal dari Polisi dan TNI,” jelasnya.

Untuk sementara untuk kepesertaan ilegal ditahan di Polres Tulungagung.

Suci mengakui ada kekurangan dalam memfasilitasi peserta Muspimnas. “Tapi kami sudah berusaha yang terbaik untuk melakukan dan memberikan yang terbaik untuk peserta,” pungkasnya.

Rombongan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menilai panitia memberikan fasilitas tidak layak.

Tuntutan tersebut mereka sampaikan ketika menggelar unjuk rasa di area pelaksanaàn kegiatan di Universitas Islam Negeri (UIN) Tulungagung.

Aksi tersebut berlangsung dengan menyuarakan ancaman akan mengacaukan pelaksanaan Muspimnas bila fasilitas tidak layak sejak Rabu (16/11) malam. 

 

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022