Jakarta (ANTARA) - Platform digital, PT Gerai Cepat Untung (GOTOKO), menekankan pentingnya transformasi digital bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk bagi warung, terutama dalam menghadapi ancaman resesi.

CEO dan President Director GOTOKO Gurnoor Singh Dhillon dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, menilai transformasi digital telah terbukti menciptakan kemampuan bertahan di masa pandemi, juga sebagai bekal untuk mendorong bisnis.

Menurut Gurnoor, tekanan resesi kemungkinan akan berdampak pada rantai pasokan barang, yang mengarah pada tantangan pengadaan persediaan bagi pemilik warung. Situasi ini mirip pandemi lalu, akan memotivasi pemilik warung untuk mengubah cara mereka berbisnis.

"Saya percaya perubahan adalah pola pikir, dan dalam krisis seperti ini, pemilik warung akan lebih terbuka untuk beralih ke digital dan bekerja dengan platform seperti GOTOKO, yang bertujuan untuk membantu pemilik warung mengembangkan bisnisnya, memungkinkan mereka untuk bersaing dan berkembang, bukan hanya bertahan hidup," ujar Gurnoor.

Baca juga: GoToko: Digitalisasi terbukti bantu UMKM tingkatkan omzet

Ketangguhan warung dalam menghadapi krisis sejatinya telah terbukti saat pandemi memuncak. Riset Nielsen (2020) menunjukkan bahwa 70 persen masyarakat Indonesia lebih memilih berbelanja kebutuhan di warung dibandingkan belanja secara daring.

Dari nilai ekonomi pasar ritel nasional yang mencapai 75 miliar dolar AS, warung juga memiliki kontribusi hingga 80 persen, serta memiliki kontribusi terhadap PDB empat kali lipat lebih besar dibandingkan ritel modern.

Posisi yang vital dalam ekonomi nasional ini pula yang membuat GOTOKO yakin, ketangguhan warung sebagai sarana perdagangan utama masyarakat Indonesia bisa menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional dalam menghadapi potensi resesi. Tidak hanya itu, implementasi teknologi akan membuka lebih banyak peluang pertumbuhan.

Saat ini diperkirakan ada sekitar tiga juta warung di Indonesia, tetapi baru ada sekitar 600.000 warung yang dapat dijangkau dengan baik secara langsung oleh brand principals.

Sementara sisanya atau 80 persen belum dijangkau dengan baik sehingga mengalami tantangan dalam memenuhi pasokannya atau sering disebut underserved retailers. Mereka perlu belanja pasokan di banyak agen yang menghabiskan biaya yang lebih tinggi.

"Kami di GOTOKO memiliki komitmen untuk menjadi platform pilihan sekaligus sahabat terbaik warung untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Melalui teknologi kami memiliki visi membantu pemilik warung untuk menjalankan bisnis lebih efisien agar kehidupan pemilik warung dapat meningkat," ujar Gurnoor.

Baca juga: Deklarasi Bali tunjukkan komitmen G20 pada transformasi digital

Sekretaris Jenderal Kemenkominfo sekaligus Chair Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Mira Tayyiba menjelaskan transformasi digital merupakan salah satu fokus utama DEWG G20. Hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan dan literasi digital sebagai aspek kunci dalam pengembangan ekonomi digital.

Sebagai kementerian yang bertanggung jawab atas DEWG sekaligus regulator dalam isu-isu digital di Indonesia, Kemenkominfo berpandangan bahwa Presidensi G20 Indonesia dapat berkontribusi besar dalam agenda mencapai pemulihan global bersama dan lebih kuat melalui transformasi digital.

"Pengembangan kemampuan serta literasi digital akan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan ekonomi digital yang lebih inklusif dalam jangka panjang," ujar Mira.

Melansir data Kemenkominfo, indeks literasi digital Indonesia pada 2021 berada pada skor 3,49. Skor tersebut menempatkan Indonesia berada pada kategori menengah. Untuk meningkatkan taraf literasi digital tersebut, pemerintah juga menargetkan 30 juta UMKM untuk go digital pada 2024.

Mira menambahkan, pihaknya juga turut mendorong adanya kolaborasi antar pelaku industri dalam mempercepat transformasi digital.

Baca juga: APJII: Bali Leaders Declaration bawa penguatan transformasi digital

Baca juga: Presiden Jokowi: Ketimpangan akses digital di dunia harus diperbaiki

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022