Kebijakan tidak akan dimanfaatkan, karena itu memang ditujukan agar ada dampaknya terhadap penurunan harga kedelai,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan RI menyatakan kebijakan tarif impor kedelai tidak akan dimanfaatkan oleh importir produk lain di Indonesia.

"Kebijakan tidak akan dimanfaatkan, karena itu memang ditujukan agar ada dampaknya terhadap penurunan harga kedelai," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Deddy Saleh seusai jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, penghapusan bea masuk impor kedelai sebesar 5 persen menjadi nol persen tidak akan terasa jika harga kedelai di luar negeri naik lebih dari 5 persen.

Deddy mengatakan jika harga kedelai di luar negeri stabil maka penghapusan bea masuk baru akan terasa dampaknya kepada harga pasok ke dalam negeri.

Selain itu, dia mengaku dari hasil pemantauan Kemendag, kecil kemungkinan terjadinya kartel untuk memainkan harga kedelai di dalam negeri.

"Itu karena di antara importir semua bisa bersaing, jadi kecil kemungkinan terjadinya kartel kedelai," tegas Deddy.

Masalah yang terjadi menurut Dirjen adalah semua importir mengacu kepada harga masa depan yang ada di "Chicago Board of Trade" (CBOT), sehingga harga kedelai yang dipatok hampir sama.

Dia juga mendukung jika Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pemeriksaan atas indikasi kartel dalam perdagangan kedelai, dan menyaranan untuk segera ditindak jika memang menemukan kartel kedelai.

Menurut Deddy, hingga saat ini Kemendag masih membahas tentang peran Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menjadi stabilisator pasok dan harga kedelai di Indonesia.

Pemerintah sebelumnya telah mengumumkan tiga upaya dalam membantu menstabilkan harga kedelai dalam negeri seperti meniadakan bea masuk impor kedelai menjadi nol persen.

Selain itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga menyarankan sejumlah asosiasi agar bisa mengimpor langsung bahan baku kedelai dari produsen di Amerika Serikat dengan mediasi oleh Kemendag maupun Bulog.

Kemudian yang ketiga adalah mendorong produksi dan produktivitas kedelai dalam negeri agar bisa memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri.

Hingga saat ini produksi kedelai dalam negeri baru bisa menghasilkan sekitar 800 ribu ton, sementara kebutuhan kedelai dalam negeri sebesar 2,6 juta ton.
(B019/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012