Jakarta (ANTARA News) - Negara Arab Saudi dan Pakistan menjadi tujuan ekspor non-migas Indonesia terbesar pada periode Januari hingga Juni 2012.

"Arab Saudi dan Pakistan jadi tujuan ekspor tertinggi dimana nilainya berturut-turut mencapai 947,5 juta dolar AS dan 757,48 juta dolar AS," kata Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan saat jumpa pers mengenai Kinerja Perdagangan Indonesia semester I-2012 di Jakarta, Jumat.

Sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia ke dua negara tersebut antara lain adalah produk otomotif kendaraan roda empat serta kelapa sawit, batu bara dan kacang areca.

Pada periode yang sama 2011, nilai ekspor ke Arab Saudi dan Pakistan berturut-turut sebesar 659,79 juta dolar AS dan 428,98 juta dolar AS.

Sementara itu, sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor dengan nilai dibawah Arab Saudi dan Pakistan adalah Kenya, Finlandia dan Djibouti.

Menurut Gita, nilai ekspor non-migas Indonesia pada semester I-2012 berjumlah 76,826 juta dolar AS atau turun 2,79 persen secara tahun ke tahun.

Komoditas utama yang menyumbang angka terbesar adalah bahan bakar mineral dengan nilai 13,955 juta dolar AS.

Selain itu komoditas lemak dan minyak hewan atau lemak nabati menempati posisi kedua dengan nilai 10,245 juta dolar AS.

"Untuk ekspor Indonesia pada bulan Juni 2012 tercatat mencapai 15,4 miliar dolar AS, turun dari bulan sebelumnya 8,7 persen," kata Gita.

Menurut Gita, nilai ekspor tersebut berasal dari ekspor minyak dan gas sebesar 2,8 miliar dolar AS dan ekspor non-migas 12,6 miliar dolar AS.

Penurunan

Sedangkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke luar negeri pada semester I-2012 mengalami penurunan sebesar 1,76 persen dari periode yang sama 2011 menjadi 96,884 juta dolar AS.

"Penurunan pertumbuhan ekspor tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan ekspor Brazil mengalami kontraksi dibanding periode yang sama pada 2011," jelas Gita.

Pada semester I-2012, China mengalami pelambatan pertumbuhan ekspor menjadi 9,17 persen dari sebelumnya 24,01 persen sedangkan nilai ekspor Jepang menjadi 4,18 persen dari sebelumnya 8,26 persen.

"Pertumbuhan nilai ekspor Brazil menjadi 0,92 persen dari sebelumnya 32,65 persen," kata Gita.

Dia menilai penurunan pertumbuhan ekspor beberapa negara tersebut, termasuk Indonesia, diakibatkan menurunnya daya beli pasar tradisional seperti di wilayah Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan China.

(B019/B012)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012