Manajer timnas Argentina Lionel Scaloni dan manajer timnas Arab Saudi Herve Renard (ANTARA/Juns)


Skenario pertandingan

Lionel Scaloni memang mengatakan gelandang Giovani Lo Celso yang absen karena cedera, sebagai tak tergantikan, tetapi dia memiliki sederet pengganti yang sama tangguhnya.

Dia masih memiliki Leandro Paredes, Rodrigo de Paul, Angel di Maria, Alejandro Gomez, dan Alexis Mac Allister. Tapi sepertinya dia memilih kuartet Paredes, de Paul, di Maria, dan Gomez.

Mereka akan menopang ujung tombak kembar Lionel Messi dan Lautaro Martinez di mana Angel di Maria akan lebih sering ke depan sehingga formasi dua per tiga lapangan bisa berubah-ubah dari 4-2 menjadi 3-3.

De Paul sendiri akan lebih berorientasi sebagai orang pertama yang mencegah lawan mencapai sepertiga pertama lapangan Argentina. Gomez dan Paredes akan menjaga keseimbangan lapangan tengah di kedua sayapnya.

Untuk melindungi kiper Emiliano Martinez, Scaloni akan bereksperimen menginstal bek tengah Manchester United Lisandro Martinez sehingga menyisihkan Nicolas Otamendi. Dia akan bermitra dengan bek tengah Tottenham Hotspur Cristian Romero. Sedangkan Nahuel Molina dan Nicolas Tagliafico mengapit mereka di kedua sayap pertahanan.

Dengan formasi ini Argentina akan menjadi benteng yang sulit ditembus tetapi juga kreatif dan tajam. Mereka berusaha mempertahankan reputasi sebagai tim yang produktif sekaligus solid menjaga wilayahnya.

Argentina mencetak 17 gol dan hanya kebobolan satu kali dalam lima pertandingan terakhir yang empat di antaranya mereka menangkan.

Saudi boleh disebut lawan yang tak begitu kuat, tetapi Argentina tetap memasang formasi dan bermain sekuat seperti biasa. Mereka akan konstan menekan Saudi.

Tim asuhan Herve Renard yang seluruhnya produk lokal tidak akan silau dengan begitu banyak bintang dalam skuad Argentina termasuk salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Lionel Messi.

Dalam lima laga terakhirnya Saudi terlihat sebagai tim yang sulit sekali dirusak lawan, bahkan runner up Piala Dunia 2018, Kroasia, hanya bisa memasukkan satu gol saat mengalahkan mereka belum lama ini.

Di antara pemain yang pasti diawasi ekstra oleh Scaloni adalah kapten dan gelandang veteran Salman Al Faraj yang menjadi otak dominannya klub Al Hilal dalam peta sepak bola Asia belakangan tahun ini.

Bersama Abdulelah Al-Malki dan Mohamed Kanno, Al-Faraj akan menjadi jantung permainan Saudi dalam formasi tiga gelandang yang berusaha menantang dominasi lapangan tengah Argentina.

Saudi juga akan memasang tiga pemain depan sejak awal laga, sekalipun menghadapi tim yang begitu meneror seperti Argentina. Di sini, trio Haitham Asiri, Firas Al-Buraikan, Salem Al-Dawsari akan berusaha menguji pertahanan Argentina, sekecil apa pun peluang yang bisa mereka ciptakan.

Di bawah mistar gawang, Saudi memasang Mohamed Al-Owais yang dilindungi duo bek tengah Hassan Tambakti dan Abdulelah Al-Amri, sedangkan Saud Abdulhamid dan Yasser Al-Shahrani berusaha memastikan dua sayap pertahanan Saudi tidak dijarah Argentina dan sekaligus menjadi sektor kreatif ketika para gelandang kesulitan melancarkan serangan.

Baca juga: Argentina bisa ikuti jejak sukses Italia setahun lalu

Statistik penting kedua tim

- Argentina tak bisa dikalahkan dalam empat kali pertemuan di antara kedua tim sebelum ini. Albiceleste menang dua kali masing-masing 2-0 pada Juli 1988 dan 3-1 dalam Piala Konfederasi FIFA pada Oktober 1992. Dua lainnya berakhir seri termasuk 2-2 Piala Emas yang juga pada Juli 1988.

- Ini adalah pertemuan pertama mereka dalam kurun 10 tahun terakhir setelah seri 0-0 dalam laga persahabatan pada November 2012.

- Argentina mencetak 17 gol dan hanya kebobolan satu kali dalam lima pertandingan terakhir yang empat di antaranya mereka menangkan. Sedangkan Arab Saudi menang dua kali dan seri dua kali dalam lima laga terakhirnya. Selain mengalahkan Islandia dan Makedonia Utara masing-masing dengan 1-0, mereka juga hanya kalah tipis 0-1 dari runner up Piala Dunia 2018, Kroasia.

- Bagi Argentina ini adalah putaran final Piala Dunia yang ke-18 kalinya, sebaliknya bagi Arab Saudi merupakan keenam kalinya dan kedua kali berturut-turut.

- Argentina menjuarai Piala Dunia pada 1978 dan 1986, dan juga dua kali menjadi runner up pada 1990 dan 2014, tetapi pada edisi 2018 di Rusia hanya bisa sampai babak 16 besar setelah menyerah 3-4 kepada Prancis yang kemudian menjadi juara.

- Argentina menjuarai Copa America tahun lalu setelah menaklukkan tuan rumah Brazil dalam final di Stadion Maracana.

- Arab Saudi kalah 0-5 dalam laga pembuka Piala Dunia 2018 melawan tuan rumah Rusia dan kemudian 0-1 kepada Uruguay sebelum membekuk Mesir 2-1 dalam laga fase grup terakhirnya.

Baca juga: Profil dan peta kekuatan Grup C Piala Dunia 2022
Baca juga: Messi tegaskan tekad memanfaatkan peluang terakhir genggam Piala Dunia
 

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022