Singapura (ANTARA) - Dolar memangkas beberapa kenaikan kuatnya semalam di awal perdagangan Asia pada Selasa, setelah investor berbondong-bondong ke mata uang safe-haven karena kegelisahan atas gejolak COVID China, meskipun sentimen risiko yang hati-hati mempertahankan greenback dalam permintaan.

Serangan baru penghindaran risiko telah membebani terutama pada mata uang Antipodean - sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan China - dengan Aussie meluncur hampir satu persen semalam. Terakhir naik 0,12 persen menjadi 0,6614 dolar AS.

Kiwi turun lebih dari 0,8 persen dan terakhir menguat 0,15 persen pada 0,6109 dolar AS.

Ibu kota China memperingatkan pada Senin (21/11/2022) bahwa pihaknya menghadapi ujian paling parah dari pandemi COVID-19, dengan lonjakan kasus COVID yang memicu langkah-langkah pembatasan baru. Kematian akibat virus juga tercatat di Beijing untuk pertama kalinya sejak akhir Mei.

Yuan di pasar luar negeri diperdagangkan 0,1 persen lebih tinggi pada 7,1665 per dolar di awal perdagangan Asia pada Selasa, setelah jatuh lebih dari 0,7 persen semalam.

"Daya tarik safe haven dolar AS kembali populer karena kekhawatiran di sekitar China dan wabah COVID membuat pasar gelisah," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank.

Yen Jepang merosot lebih dari satu persen ke sisi yang lebih lemah dari 142 per dolar semalam dan terakhir diperdagangkan 142,01.

"Keingintahuannya adalah bagaimana Jepang juga telah menunjukkan kepekaan yang besar ... jika ada, kesimpulannya adalah bahwa daya tarik safe haven Jepang sudah tidak ada lagi," kata Catril dari NAB, mengacu pada yen. "Ini lebih seperti gabus di lautan, tunduk pada penghindaran risiko serta pergerakan dalam imbal hasil obligasi 10-tahun."

Imbal hasil obligasi pemerintah AS di sebagian besar yang jatuh tempo sedikit lebih tinggi semalam, karena investor terus menilai ulang ekspektasi seberapa tinggi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga ketika berupaya menurunkan inflasi dari mendekati level tertinggi 40 tahun.

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun yang dijadikan acuan menambah kenaikan marjinal semalam dan terakhir berdiri di 3,825 persen.

Euro naik 0,09 persen pada 1,0250 dolar, merawat sebagian dari penurunan 0,8 persen semalam, sementara sterling naik 0,24 persen menjadi 1,1843 dolar, setelah jatuh lebih dari 0,5 persen semalam.

Indeks dolar AS terakhir 0,06 persen lebih rendah pada 107,71. Indeks telah naik mendekati 0,8 persen semalam, kenaikan harian terbesar sejak 3 November.

Pidato yang disampaikan oleh pembicara Fed semalam memberikan beberapa kejutan, dengan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan bank sentral dapat menurunkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil mulai bulan depan.

Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan dampak riil dunia dari kenaikan suku bunga kemungkinan lebih besar dari target suku bunga jangka pendeknya.

"Komentar Fed tetap sejalan dengan retorika baru-baru ini," kata ekonom di ING dalam sebuah catatan.

Di pasar uang kripto, pemberi pinjaman uang kripto Genesis adalah korban terbaru yang menjadi sorotan setelah runtuhnya bursa kripto FTX.

Genesis mengatakan pada Senin (21/11/2022) tidak memiliki rencana untuk mengajukan kebangkrutan dalam waktu dekat, meskipun Bloomberg News melaporkan, mengutip sumber, bahwa Genesis sedang berjuang untuk mengumpulkan uang tunai baru buat unit pinjamannya, dan memperingatkan investor bahwa mungkin perlu mengajukan kebangkrutan jika tidak menemukan pendanaan.

Bitcoin terakhir 0,6 persen lebih tinggi pada 15.856 dolar AS, sementara ether kehilangan 0,05 persen menjadi 1.105,10 dolar AS.

Baca juga: Dolar AS menguat, pembatasan baru COVID di China menakuti pasar

Baca juga: Dolar naik karena kekhawatiran COVID China picu pembelian "safe-haven"

Baca juga: Dolar sedikit menguat, dipicu pembelian defensif akibat COVID China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022