Denpasar (ANTARA) - Anggota DPD RI Made Mangku Pastika berpandangan perlu ada sistem yang mampu mengorkestrasi untuk menghimpun kekuatan yang ada di pemerintah, dunia usaha atau industri dan kampus agar menggeliatkan minat generasi milenial mencintai pertanian.

"Sekarang ini usia petani kita rata-rata di atas 50 tahun, sedangkan generasi muda kita masih enggan bertani," kata Pastika dalam kunjungan kerjanya pada peluncuran Produk Program Matching Fund (dana pendamping) 2022 di Agro Learning Center, Denpasar, Selasa.

Oleh karena itu, Pastika mengapresiasi kolaborasi yang terjalin antara Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa Denpasar dengan Yayasan Tamiang Bali Mandiri tersebut dalam program dana pendamping 2022.

Menurut dia, agar generasi muda bisa tertarik pada sektor pertanian, salah satu caranya bisa ditempuh melalui jalur pendidikan. Namun, sektor pendidikan juga harus didukung oleh pemerintah dan dunia usaha.

Baca juga: Mentan harap petani milenial kreatif-inovatif hadapi tantangan global

Program dana pendamping dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut, dengan mengambil lokus di Kebun Agro Learning Center (ALC) dinilai sebagai salah satu upaya mengintegrasikan kepentingan kampus dengan dunia usaha.

"Saya senang, saya mau sampaikan contoh ini ke Bapak Nadiem Makarim (Mendibudristek)," ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Pihaknya berharap sejumlah perguruan tinggi di Provinsi Bali pada 2023 dapat memperoleh pendanaan yang lebih besar dari Kemendikbudristek.

Selain itu, sistem pertanian terintegrasi di daerah perkotaan yang telah dipraktikkan di ALC tersebut, juga menjadi bukti bahwa pihaknya sudah berbuat untuk ibu pertiwi dan menarik minat generasi muda pada pertanian.

"Saat masih menjadi Gubernur Bali, saya sudah mengembangkan Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) yang telah terbentuk sebanyak 800 unit di berbagai kabupaten di Bali," ujar anggota Komite 4 DPD RI itu.

Sementara itu, Ketua Panitia Program Matching Fund 2022, Ir I Made Kawan MP mengatakan program yang dilaksanakan itu terkait dengan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Program yang berlangsung selama satu semester itu melibatkan 12 dosen dan 12 mahasiswa dari empat program studi di Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa.

Melalui program tersebut, pihaknya ingin menunjukkan sektor pertanian adalah bidang yang sangat menjanjikan untuk saat ini dan ke depan.

Ada empat kegiatan yang diintegrasikan melalui dana pendamping, yaitu dari Agroteknologi berupa penanaman sayuran, kemudian kegiatan Perikanan berupa budi daya ikan nila dan udang galah.

Baca juga: Benarkah kaum milenial tak tertarik jadi petani?

Selanjutnya Peternakan dengan komoditas ayam kampung super dan terakhir adalah Ilmu Teknologi Pangan (ITP) dengan pengolahan hasil dari tiga kegiatan tersebut, tentunya tanpa limbah yang terbuang sedikit pun.

Rektor Universitas Warmadewa, Prof dr Dewa Putu Widjana mengatakan melalui program kolaborasi tersebut, mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman yang berharga dalam meningkatkan kompetensi, yang nantinya dibutuhkan dunia usaha dan industri.

"Universitas Warmadewa untuk tahun ini memperoleh enam proyek dana pendamping dengan nilai sekitar Rp4 miliar. Mudah-mudahan tahun depan bisa meningkat," ucapnya.

Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana yang membuka kegiatan tersebut berpandangan keberhasilan sektor pertanian tidak lepas dari peran SDM profesional yang kompeten di bidangnya.

"Mulai dari para pelaku utama, yaitu petani hingga pelaku usaha yang bergerak di bidang pertanian dari hulu hingga hilir. Integrasi pertanian yang telah dikembangkan di ALC ini dapat menjadi contoh untuk pengembangan tanah-tanah kosong yang ada di Denpasar," ucapnya.

Pertanian juga merupakan sektor yang mampu bertahan saat pandemi COVID-19. Di saat sebagian besar sektor lainnya mengalami pertumbuhan negatif, sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif.

Baca juga: Mengajak milenial perkuat kedaulatan pangan Indonesia

Baca juga: Peneliti: Regenerasi petani masih jadi tantangan pertanian Indonesia


Ketua Yayasan Tamiang Bali Mandiri Nyoman Baskara menambahkan dengan kehadiran Agro Learning Center itu, pihaknya ingin menjadi bagian kecil dari proses transformasi para petani untuk menjadi sejahtera.

"Tentunya dengan upaya yang dilakukan bersama-sama. Kami berharap bisa menjadi hub lahirnya pertanian perkotaan di Kota Denpasar dan bertemunya para pemangku kepentingan," ujarnya.

Pertanian, jika dikemas dengan cara-cara yang asyik diyakini akan ada keterpanggilan dan animo dari para generasi milenial.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022