Jakarta (ANTARA) - Tingkat rawat inap akibat virus corona kembali melonjak di Italia, menurut data resmi yang dirilis pada Senin (21/11). Hal ini dapat mengindikasikan potensi lonjakan kasus selama musim dingin mendatang.

Gimbe Foundation, sebuah entitas pemantauan kesehatan, menyebut jumlah pasien di ICU naik hampir 22 persen selama pekan yang berakhir pada 17 November. Laju peningkatan penerimaan pasien di ICU lebih cepat dibandingkan penerimaan pasien rumah sakit terkait virus corona secara keseluruhan, yang naik hampir 10 persen pada periode yang sama.

Total kasus penularan virus corona juga meningkat, dengan sekitar 208.000 kasus dilaporkan pada periode yang sama, naik dari 181.000 pada pekan sebelumnya. Jumlah tersebut merepresentasikan lonjakan sebesar 15 persen. Meski demikian, kasus kematian mingguan turun 2,9 persen.

"Dengan meningkatnya peredaran virus, kami berharap pemerintah akan segera merilis rencana aksi untuk musim dingin," kata Nino Cartabellotta, presiden Gimbe Foundation.
 
   Cartabellotta dan sejumlah pejabat kesehatan terkemuka lainnya mendesak warga untuk lebih waspada saat cuaca mendingin dan bertambahnya aktivitas dalam ruangan, yang menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran virus.   Menurut Gimbe Foundation, jumlah pasien ICU pada pekan yang berakhir pada 17 November naik menjadi 247, dibandingkan dengan 203 pasien pada sepekan sebelumnya, menunjukkan peningkatan 21,7 persen. Sementara itu, jumlah total rawat inap naik 9,8 persen dibandingkan pekan sebelumnya, menjadi 6.981 pasien.


Meski demikian, Menteri Kesehatan Italia Orazio Schillaci pada pekan lalu mengatakan bahwa wabah virus corona di Italia telah memasuki "fase endemik", yang berarti meski tidak akan hilang, namun situasinya telah terkendali. Schillaci mengatakan penanganan virus corona harus dilakukan dengan pendekatan yang sama seperti influenza, seraya menambahkan bahwa banyak orang dinyatakan positif meski tidak menunjukkan gejala. Selain itu, Schillaci mengimbau mereka yang paling rentan terinfeksi untuk memakai masker.

Italia telah mendistribusikan dosis vaksin keempat, meskipun data menunjukkan tingkat distribusinya turun dibandingkan program vaksinasi putaran sebelumnya.

Hingga Senin (21/11), negara Eropa itu telah mendistribusikan 142,5 juta dosis. Sekitar 88,6 persen penduduknya yang berusia di atas 12 tahun, atau sekitar 42,3 juta orang, telah menerima siklus vaksinasi lengkap ditambah setidaknya satu suntikan penguat (booster), atau telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona dalam empat bulan sebelumnya.

Sementara itu, 4,9 juta penduduk Italia telah menerima suntikan booster kedua.
 
   Menurut Gimbe Foundation, jumlah pasien ICU pada pekan yang berakhir pada 17 November naik menjadi 247, dibandingkan dengan 203 pasien pada sepekan sebelumnya, menunjukkan peningkatan 21,7 persen. Sementara itu, jumlah total rawat inap naik 9,8 persen dibandingkan pekan sebelumnya, menjadi 6.981 pasien


Gimbe Foundation mendasarkan perhitungannya pada data resmi yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan Italia, yang sejak pekan lalu telah berhenti merilis data harian pandemi. Hal itu mengikuti kebijakan yang dirilis oleh pemerintah baru Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni yang menjabat sebulan lalu.

Hingga 17 November, tanggal laporan harian terakhir, negara tersebut telah mencatat total 24,0 juta kasus individu sejak Februari 2020, dan lebih dari 180.000 kematian.

Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022