New York (ANTARA) - Harga minyak menguat sekitar 1,0 persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah eksportir utama Arab Saudi mengatakan OPEC+ bertahan dengan pengurangan produksi dan dapat mengambil langkah lebih lanjut untuk menyeimbangkan pasar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari terangkat 91 sen atau 1,0 persen, menjadi menetap di 88,36 dolar AS per ounce. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga terdongkrak 91 sen atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 80,95 dolar AS per barel.

Minyak memangkas sebagian kenaikan mereka di akhir sesi setelah Bloomberg melaporkan bahwa Uni Eropa memperlunak proposal sanksi terbarunya untuk pembatasan harga ekspor minyak Rusia dengan menunda implementasi penuhnya dan memperlunak ketentuan pengiriman utama.

Blok itu mengusulkan penambahan transisi 45 hari untuk pengenalan batas, menurut Bloomberg.

Pada 5 Desember, larangan Uni Eropa terhadap impor minyak mentah Rusia akan dimulai, sesuai rencana G7 yang akan memungkinkan penyedia layanan pengiriman untuk membantu mengekspor minyak Rusia, tetapi hanya dengan harga rendah yang diberlakukan.

"Batas harga berubah menjadi perangkat yang memungkinkan bagi negara-negara barat untuk mempertahankan minyak mentah Rusia di pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

"Inti besar dari pasar ini adalah apakah kita akan kehilangan produk mentah dan olahan dari Rusia dalam jumlah yang berarti atau tidak, dan itu masih belum terjadi."

Mendukung harga sepanjang sesi, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada Senin (21/11/2022) dikutip oleh kantor berita negara SPA menyangkal laporan Wall Street Journal yang membuat harga anjlok lebih dari 5,0 persen, mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak sedang mempertimbangkan meningkatkan produksi.

Uni Emirat Arab, produsen besar OPEC lainnya, membantah mengadakan pembicaraan tentang perubahan perjanjian OPEC+ terbaru, sementara Kuwait mengatakan tidak ada pembicaraan seperti itu. Aljazair mengatakan revisi perjanjian OPEC+ yang "tidak mungkin" tidak dibahas.

OPEC, Rusia, dan sekutu lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada 4 Desember.

Kekhawatiran atas permintaan minyak dalam menghadapi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan kebijakan penguncian COVID China yang ketat juga menekan harga.

Beijing menutup taman, pusat perbelanjaan, dan museum pada Selasa (22/11/2022) dan lebih banyak kota di China melanjutkan pengujian COVID massal. Ibu kota China pada Senin (21/11/2022) memperingatkan bahwa pihaknya menghadapi tantangan pandemi yang paling parah dan aturan yang diperketat untuk memasuki kota.

Para analis sekarang memangkas perkiraan permintaan minyak akhir tahun China.

Yang menjadi fokus nanti adalah laporan pasokan mingguan terbaru di Amerika Serikat, yang diperkirakan menunjukkan persediaan minyak mentah turun 2,2 juta barel. Laporan American Petroleum Institute (API) akan dirilis pada pukul 21.30 GMT.


Baca juga: Minyak naik setelah Saudi sangkal laporan peningkatan pasokan OPEC+
Baca juga: China akan pangkas harga eceran bensin dan solar
Baca juga: Minyak menetap lebih rendah karena kekhawatiran prospek permintaan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022