Manajer timnas Kroasia Zlatco Dalic dan manajer timnas Maroko Walid Regragui (ANTARA/Juns)


Skenario pertandingan

Tim asuhan Zlatko Dalic sedang dalam performa bagus belakangan ini, di antaranya lolos ke putaran final Nations League dan mengalahkan Prancis di Paris beberapa waktu lalu.

Mereka masih akan dipimpin oleh kapten Luka Modric yang sebelum ini sudah memperkuat Kroasia dalam tiga Piala Dunia. Meskipun usia sudah mencapai 37 tahun, gelandang veteran ini merupakan inspirasi rekan-rekannya dalam timnas Kroasia seperti juga dipandang serupa oleh rekan-rekannya dalam klub Real Madrid di Liga Spanyol.

Dalic akan menurunkan pemain-pemain yang sebagian besar tim Kroasia yang menaklukkan Austria 3-1 dalam pertandingan Nations League pada September tahun ini di mana Modric akan bermitra dengan Mateo Kovacic sebagai pengatur keseimbangan tim di lini tengah.

Kovacic akan lebih berorientasi membantu pertahanan, sebaliknya Modric lebih maju membantu serangan. Mereka akan berada di samping Marcelo Brozovic yang akan aktif menyangga trio serang Nicola Vlasic, Bruno Petkovic, Ivan Perisic.

Josip Stanisic dan Borna Barisic bakal ditaruh di sayap pertahanan sebagaimana biasa untuk mendampingi duo bek tengah Dejan Lovren dan Josko Gvardiol. Kuartet ini akan membuat benteng yang sulit ditembus Maroko dan penghalang utama sebelum bisa mengganggu kiper Dominik Livakovic.

Baca juga: Brozovic tegaskan Kroasia berambisi untuk lolos dari fase grup

Walid Regragui sendiri kemungkinan memasang tiga pemain dalam formasi 4-3-3 seperti halnya Kroasia.

Di sini, Sofyan Amrabat akan menjadi poros permainan mereka yang diapit Azzedine Ounahi dan Selim Amallah untuk selain mengimbangi superioritas lapangan tengah Kroasia namun juga guna memastikan baik soliditas pertahanan maupun kekuatan ofensif tim.

Mereka akan mendapatkan sokongan dari kedua bek sayap, masing-masing
Noussair Mazraoui di kiri dan Achraf Hakimi di kanan.

Tentu saja tugas utama kedua bek sayap ini adalah menutup kedua sisi pertahanan yang bagian tengahnya akan dijaga oleh dua bek Romain Saiss dan Nayef Aguerd. Mereka seharusnya membuat kiper Bono nyaman dari setiap tekanan yang bakal datang.

Hakim Ziyech dan Boufal menjadi dua penyerang sayap yang siap merusak konsentrasi pertahanan Kroasia sehingga Youssef En-Nesyri bisa leluasa meneror dari poros sepertiga akhir lapangan.

Statistik penting kedua tim

Sebelum ini kedua negara hanya pernah sekali bertemu dalam semifinal Piala Hassan II di Casablanca pada 1996 di mana Kroasia menang adu penalti 706 setelah selama 120 menit imbang 2-2.

Kroasia hanya satu kali tidak lolos putaran final Piala Dunia sejak mereka merdeka pada 1990. Mereka mencapai semifinal Piala Dunia 1998 dalam debutnya pada turnamen ini, sebelum dikalahkan Prancis. Prancis pula yang mengalahkan mereka dalam final Piala Dunia 2018.

Maroko enam kali mencapai putaran final Piala Dunia tetapi belum pernah lagi bisa lolos dari fase grup setelah mereka melakukannya 36 tahun silam.

Dengan penduduk hanya 3,9 jiwa, Kroasia menjadi peserta Piala Dunia paling sedikit penduduknya sejak 1950 yang mencapai final sebuah Piala Dunia.

Saat mencapai final 2018, Kroasia menjadi tim pertama dalam Piala Dunia yang berbalik menang setelah kebobolan lebih dulu dalam tiga pertandingan fase knockout berturut-turut yang semuanya terjadi pada babak tambahan yang dua di antaranya berujung adu penalti.

Maroko lolos dengan catatan sempurna memenangkan semua dari enam pertandingan grup kualifikasinya sebelum memenangkan playoff dua leg melawan Kongo.

Qatar 2022 menjadi Piala Dunia keenam Maroko sejak pertama kali mereka tampil dalam turnamen ini pada 1970. Babak 16 besar adalah pencapaian n terbaik mereka, yang terjadi pada 1986. 2018 adalah Piala Dunia pertamanya dalam 20 tahun terakhir saat itu.

Baca juga: Profil dan peta kekuatan empat tim di Grup F Piala Dunia 2022

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022