Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menekankan bahwa informasi resmi terkait kebencanaan hanya bersumber dari instansi pemerintah.

"Saat ini mulai bertebaran berita bohong (hoaks) yang mengatasnamakan BMKG, mohon warga Cianjur dan sekitarnya jangan mempercayainya," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, informasi resmi kebencanaan hanya dikeluarkan dari pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian bencana seperti BMKG, Basarnas, BNPB, Tagana, TNI/Polri dan aparat pemerintah setempat.

Terkait kabar beredar mengenai pergerakan patahan atau sesar Cimandiri di daerah Sukabumi dan erupsi Gunung Gede, Daryono menyatakan bahwa informasi itu adalah hoaks.

Baca juga: Menkes kunjungi RSUD Cianjur pastikan korban gempa kembali pulih

Baca juga: Tim SAR cari 151 orang yang dilaporkan hilang pascagempa Cianjur


"Pesan suara yang mengatasnamakan BMKG, bahwa akan terjadi gempa besar di Waduk Cirata adalah berita bohong," katanya.

Menurutnya, sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, dimana dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (22/11) sore, mencatat sebanyak 268 korban meninggal akibat gempa. Dari 268 korban tersebut, sudah teridentifikasi identitasnya sebanyak 122 jenazah.

Kemudian BNPB juga mencatat, terdapat 151 korban hilang, dan masih dalam pencarian. Untuk korban luka-luka sebanyak 1.083 orang, jumlah pengungsi 58.362 orang.

Sementara kerugian material rumah rusak berat sejumlah 6.570 unit, rumah rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah rusak ringan 12.641 unit. Data itu masih berkembang seiring dengan terus dilaksanakannya pendataan.*

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022