Jakarta (ANTARA) - Pemerintah meningkatkan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 serta varian virus penyebabnya guna memetakan persebaran varian-varian virus corona tipe SARS-CoV-2.

"Kita semua dapat mengetahui varian apa saja yang mendominasi dan daerah mana sebarannya berkat pengawasan yang dilakukan secara terus menerus lewat testing dan tracing (pelacakan) yang disertai dengan WGS (Whole Genome Sequencing)," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Pemetaan persebaran varian virus corona penyebab COVID-19, menurut dia, merupakan bagian dari upaya pengendalian penularan COVID-19.

Menurut data pemerintah, sampai 21 November 2022 kasus COVID-19 yang ditemukan kebanyakan terjadi akibat infeksi virus corona sub-varian Omicron BA.5.

Namun, penularan virus corona sub-varian yang lain seperti Omicron BA.2.10 atau XBB, BA.2.75, dan BQ.1 juga muncul di sejumlah daerah.

"Maka ini sangatlah penting agar kita bisa segera melakukan antisipasi dan pengendalian dan pencegahan," kata duta adaptasi kebiasaan baru itu.

Pada 22 November 2022 angka kasus COVID-19 harian nasional mencapai 7.644 kasus dan jumlah penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan atau karantina tercatat 62.196 orang.

Angka kasus harian pada 22 November meningkat drastis dibandingkan pada hari sebelumnya, yang tercatat sebanyak 4.306 kasus.

"Kenaikan kasus ini, sayang sekali, juga masih diiringi dengan tingginya angka kematian," kata Reisa.

Ia mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir angka case fatality rate atau persentase pasien yang meninggal dari jumlah total orang yang terserang COVID-19 sebesar 2,41 persen.

Peningkatan angka kasus COVID-19, menurut dia, juga diikuti dengan kenaikan tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit.

"Terjadi kenaikan dalam seminggu terakhir, seiring dengan kenaikan penambahan kasus, yakni naik sebesar 7,02 persen," katanya mengenai tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit.

Reisa mengatakan bahwa hingga kemarin angka positivity rate nasional, yang menunjukkan perbandingan jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan, sudah meningkat menjadi 23,74 persen. Namun, angka itu masih harus ditingkatkan.

Dia mengemukakan perlunya dukungan warga dalam upaya meningkatkan pemeriksaan guna mendeteksi penularan COVID-19 serta varian virus corona penyebabnya.

"Apabila ada yang mengalami gejala dan ada indikasi COVID-19, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan," katanya.

Dia juga mengingatkan warga agar tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 saat melakukan kegiatan sehari-hari, utamanya saat mengikuti acara yang dihadiri oleh banyak orang seperti konser, pementasan, dan pertandingan olahraga.

"Terus upayakan kedisiplinan kita menggunakan Aplikasi PeduliLindungi juga. Ini penting sekali untuk mencegah penularan yang lebih tinggi lagi dalam masyarakat. Mari kita upayakan untuk menekan jumlah kasus. Jangan sampai benar-benar terjadi lonjakan ketiga di Indonesia,' katanya.

Baca juga:
Kemenkes terbitkan izin vaksin booster kedua untuk lansia
Satgas catat kenaikan angka kasus COVID-19 harian menjadi 7.644


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022