Program tersebut telah memberikan dampak ekonomi berupa penghematan biaya memasak bagi masyarakat hingga Rp255,6 juta/tahun
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Energi melalui PT Pertamina Hulu Mahakam mengembangkan program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina Waste to Energy for Community (Wasteco) di Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk mendukung ketersediaan akses energi baru terbarukan (EBT) bagi masyarakat yang lebih terjangkau, dapat diandalkan, dan berkelanjutan.

Program ini juga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Balikpapan melalui Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, kata Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi (PHE) Arya Dwi Paramita dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Arya mengatakan Pertamina Wasteco telah dimanfaatkan oleh 275 sambungan rumah dan 22 UMKM di sekitar TPAS Manggar dengan memanfaatkan gas metana sebesar 583.000 m3/tahun dan berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 288.449 ton CO2eq/tahun.

Program tersebut telah memberikan dampak ekonomi berupa penghematan biaya memasak bagi masyarakat hingga Rp255,6 juta/tahun karena substitusi gas elpiji, peningkatan pendapatan usaha UMKM sebesar Rp52 juta/tahun, serta adanya penghematan biaya listrik TPAS Manggar sebesar Rp47 juta/tahun.

Perhitungan dampak sosial dan ekonomi atas pelaksanaan Program Wasteco juga telah dilakukan Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menggunakan analisis Social Return on Investment (SROI) sebesar 1:17,96, untuk menggambarkan nilai setiap dampak sosial ekonomi dan kontribusi para pihak terhadap pelaksanaan program.

Arya mengatakan PHE melalui Desa Energi Berdikari Pertamina Wasteco yang dijalankan PHM meraih penghargaan "Great Practice Award 2022" dalam kategori Best Practice pada ajang Global Corporate Sustainable Award (GCSA) yang diselenggarakan Alliance for Sustainable Development Goals (A SDGs) dan Taiwan Institute for Sustainable Energy.

Penghargaan diserahkan dalam penyelenggaraan Global Corporate Sustainability Award Ceremony oleh Minister of National Examinations Taiwan, Dr Jong-Tsun Huang, kepada Head of Communication Relations & CID PHM, Frans Alexander A. Hukom di Taipei, Taiwan, Rabu (16/11/2022).

Menurut Arya, penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan internasional terhadap Desa Energi Berdikari Pertamina Wasteco dengan program utama pengembangan energi terbarukan berbasis Community Involvement Development untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap energi yang ramah lingkungan, terjangkau, berkelanjutan.

"Selain itu juga memberikan kontribusi sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui pengolahan sampah menjadi gas metana untuk penyediaan kebutuhan gas rumah tangga dan UMKM di Kelurahan Manggar, Balikpapan, sebagai bagian dari kontribusi kami dalam mengimplementasikan aspek Environment, Social dan Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs 7, 8 dan 13," ungkap Arya.

Penghargaan GCSA diraih Wasteco setelah melalui kriteria penilaian yang selektif, terukur, dan komprehensif, antara lain mencakup strategies and objectives, impacts, effectiveness, continuity, performance and leadership.

"Penghargaan ini juga menjadi tantangan bagi kami untuk terus berinovasi dan menebar manfaat melalui pengembangan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis energi terbarukan. Program Wasteco juga mengintegrasikan core competency perusahaan berupa keahlian dalam teknik penangkapan dan penyaluran gas ke dalam program pemberdayaan masyarakat," ujar General Manager PHM Raam Krisna.

Baca juga: Pertamina jalankan eksplorasi migas secara masif dan agresif
Baca juga: PHE Jambi Merang terapkan inovasi menuju masyarakat mandiri cinta bumi
Baca juga: PHE buru cadangan migas dengan teknologi mutakhir

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022