"Desa wisata sebaiknya yang berbasis upaya pelestarian alam, karena diyakini pasti akan berkembang," ujar Mendes PDTT saat menyambangi Kantor Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis.
Ia menambahkan, keunikan budaya dan kearifan lokal desa juga sering menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
"Contohnya, Pantai Kuta di Bali yang mengandalkan pasir putih dan ombak yang hingga kini masih terus dibanjiri oleh wisatawan," katanya dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Mendes PDTT perjuangkan ubah masa jabatan kades jadi sembilan tahun
Baca juga: Mendes PDTT: Implementasi SDGs Desa butuh sinergi dan kolaborasi
Oleh karena itu, Mendes PDTT mendorong agar pengembangan wisata di Desa Lerep selalu menjunjung pelestarian alam dan budaya lokal.
Ia menambahkan, masuknya Desa Wisata Lerep (DWL) dalam Aplikasi Desa Wisata Nusantara yang dikembangkan Kemendes PDTT diharapkan dapat membantu wisata lokal Desa Lerep lebih dikenal oleh masyarakat luas.
"Aplikasi itu bagian dari upaya Kemendes PDTT untuk memberi promosi gratis, tapi warga desa diarahkan untuk sering akses agar DWL selalu muncul di aplikasi," tutur Gus Halim, demikian ia biasa disapa.
Dalam kesempatan itu, Gus Halim meminta BUMDes untuk bisa memenuhi kebutuhan warga meski tidak maksimal meraih keuntungan.
"Ingat, BUMDes lahir sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Dalam kunjungannya, Gus Halim memberikan bantuan pengembangan BUMDes dan menyerahkan Surat Badan Hukum BUMDes Gerbang Lentera. Selain itu, Ia juga menyerahkan Buku SDGs Desa kepada Wakil Bupati Semarang Basari.
Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan meninjau langsung Embung Sebligo di Desa Lerep yang telah dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata.*
Baca juga: Mendes PDTT target tuntaskan 62 kabupaten tertinggal pada 2024
Baca juga: Mendes PDTT tekankan penggunaan dana desa fokus peningkatan SDM desa
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Komentar