MoU dengan tujuh perusahaan tersebut mendukung Rencana Strategis Migas Indonesia
Nusa Dua, Bali (ANTARA) -
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggandeng tujuh korporasi baik dalam dan luar negeri melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk membidik target produksi minyak dan gas pada 2030.
 
"MoU dengan tujuh perusahaan tersebut mendukung Rencana Strategis Migas Indonesia," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di sela Konvensi Internasional III Industri Hulu Minyak dan Gas 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis.
 
Pada 2030 target produksi minyak mencapai satu juta barel per hari dan gas mencapai 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
 
Berdasarkan data SKK Migas, hingga triwulan ketiga 2022 produksi minyak mencapai 613 ribu barel minyak per hari (BOPD). Sedangkan lifting minyak mencapai 610 BOPD dan untuk salur gas sebesar 5,3 juta kaki kubik per hari dengan total lifting migas mencapai sekitar 1,562 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) atau sekitar 89,8 persen dari target 2022.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan tujuh perusahaan itu merupakan penyedia teknologi dan mitra bisnis baik swasta dan BUMN, yaitu Schlumberger, Landmark Halliburton, Superintending Company of Indonesia (Sucofindo), Konsorsium Luas Birus Utama-Patra Abdi Sejati-Petrotech Penta Nusa-ANTON, Solar Services Indonesia (Solar Turbines), PT Pertamina International Shipping, dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
 
Dwi merinci MoU dengan Schlumberger dan Landmark Halliburton memiliki lingkup kerja sama antara lain pengembangan sumber daya manusia, digitalisasi, serta penerapan teknologi terbaru pada kegiatan eksplorasi dan produksi.

Baca juga: SKK Migas: Perlu cara tak biasa untuk capai target produksi migas 2022
 
Sedangkan dengan Sucofindo, memfasilitasi pemanfaatan sumber daya dan pengalaman korporasi itu dalam inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi dan pelatihan untuk mendukung operasi hulu migas.
 
Selanjutnya dengan konsorsium Indonesia PT Luas Birus Utama-PT Abdi Patra Sejati-PT Petrotech Penta Nusa dan PT Anton Oilfield Services Indo bertujuan mengevaluasi potensi reaktivasi sumur yang sudah tidak aktif dan pengembangan lapangan, serta optimalisasi dan peningkatan pencapaian produksi migas, kemudian 
mendukung SKK Migas dalam mengelola kegiatan usaha hulu migas.
 
Kemudian MoU dengan PT Solar Services Indonesia untuk memastikan keandalan peralatan utama untuk menggenjot target produksi migas 2030 hingga efisiensi biaya.
 
Dengan PT Pertamina International Shipping, MoU  bertujuan memanfaatkan layanan transportasi logistik via laut sehingga mengoptimalkan penggunaan jasa dalam negeri.

Sedangkan dengan PTPN, SKK Migas menjalin kolaborasi untuk mengatasi kendala pengadaan lahan dalam eksplorasi dan produksi hulu migas. MoU itu mengatur mekanisme pengadaan tanah oleh perusahaan hulu migas atau yang dikenal dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) yang berada di lokasi milik PTPN.
 
Dalam kesempatan itu Kontraktor KKS PT Pertamina Hulu Rokan juga melaksanakan penandatanganan MoU dengan enam perusahaan penyedia teknologi untuk mengaktifkan kembali sumur di wilayah kerja Rokan.

Baca juga: SKK Migas perkuat kapasitas nasional dukung target produksi migas 2030
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022