Pontianak (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan pemerintah daerah, termasuk di Kalimantan Barat, untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, sebagai upaya pencegahan inflasi.

"Pemerintah terus berupaya menjaga keterjangkauan harga serta ketersediaan pasokan pangan pokok untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan. Ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah," kata Airlangga saat memantau pasokan pangan pokok di Pasar Flamboyan, Kota Pontianak, Kalbar, Jumat.

Airlangga mengatakan, salah satu upaya pencegahan inflasi yang bisa diwujudkan dengan melakukan pemantauan langsung terhadap perkembangan harga dan pasokan komoditas pangan pokok, termasuk di pasar-pasar tradisional.

"Hari ini, saya didampingi oleh Wagub Kalbar dan Walikota Pontianak serta dari Bank Mandiri, Bank Kalbar, BSI, BNI, dan satu lagi BRI. Tujuan kunjungan ke pasar ini karena kita akan mengadakan rapat dengan Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah terutama untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Menko Airlangga juga melakukan dialog bersama sejumlah pedagang guna mengetahui seputar harga dan pasokan komoditas yang dimiliki.

Terungkap dalam dialog tersebut, harga sejumlah komoditas mulai dari bawang merah, bawang putih, beras, minyak goreng, dan ayam hingga telur di Pasar Flamboyan masih cukup stabil. Selain itu, menurut penuturan sejumlah pedagang, pasokan komoditas tersebut juga dinilai masih mencukupi hingga saat ini.

Pasar Flamboyan merupakan salah satu pasar induk di Kota Pontianak yang telah berdiri sejak tahun 1989. Pasar yang dibangun pada lahan seluas 17.133 meter persegi tersebut memiliki kapasitas pedagang sebanyak 53 ruko, 203 kios, dan 1.563 los. Beragamnya pilihan pedagang tersebut menjadikan Pasar Flamboyan sebagai salah satu pasar tradisional tujuan utama masyarakat Pontianak.

"Tentu kita melihat bahwa Kalbar relatif baik inflasinya meskipun sedikit di atas nasional. Kalbar ini kira-kira 6 persen jadi kita berharap nanti bisa terus diturunkan dengan ketersediaan pasokan yang aman dan harga yang terjangkau," ujar Menko Airlangga.
Baca juga: Mendagri sampaikan 10 solusi pengendalian inflasi

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyaksikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara simbolis sebesar Rp1,18 triliun kepada lima orang debitur yang merupakan pedagang di Pasar Flamboyan.

KUR yang disalurkan tersebut merupakan skema KUR Mikro dan KUR Kecil dengan besaran penyaluran mulai dari Rp40 juta hingga Rp400 juta untuk masing-masing debitur. Penyerahan KUR tersebut dilakukan oleh penyalur dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Syariah Indonesia, serta Bank Kalimantan Barat.

Program KUR tersebut merupakan salah satu program Pemerintah yang dioptimalkan dalam mendukung pengendalian inflasi melalui akses pembiayaan untuk penguatan kelembagaan petani yang juga termuat dalam Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2022-2024.

Hingga 31 Oktober 2022, KUR telah diberikan kepada 6,26 juta debitur dengan realisasi penyaluran mencapai 80,30 persen atau Rp299,64 triliun dari target 2022 sebesar Rp373,17 triliun. Sementara berdasarkan sektor, penyaluran KUR sektor perdagangan telah mencapai 43,7 persen dari total penyaluran dan tercatat tertinggi kedua setelah sektor pertanian.

Baca juga: BI paparkan kerja sama dengan pemda untuk kendalikan inflasi

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022