Jakarta (ANTARA) - Argentina berusaha mengembalikan statusnya sebagai favorit juara turnamen ini kala ditantang Meksiko dalam pertandingan kedua Grup C Piala Dunia 2022 di mana kedua tim kelas berat Amerika Latin ini mesti memoles diri lagi setelah mengecewakan dalam membuka Piala Dunia ini.

Argentina membuat Arab Saudi menciptakan salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia ketika kalah 1-2 dari negara berperingkat rendah itu, tepat ketika kapten dan pencetak gol terbanyak Lionel Messi mengawali misi merebut trofi yang belum pernah direngkuhnya, dalam putaran final Piala Dunia kelimanya tersebut.

Meksiko sendiri dibuat kecewa oleh Polandia, walau hasilnya tidak semenyakitkan Argentina kala menghadapi Saudi.

Tapi Meksiko beruntung imbang 0-0 melawan Polandia karena hampir senasib dengan Argentina jika tanpa aksi heroik kiper veteran Guillermo Ochoa.

Baca juga: Jelang Meksiko vs Polandia, Szczesny-Ochoa saling lempar pujian

Masalahnya dalam Piala Dunia, Meksiko tak pernah bisa menang melawan Argentina yang sudah tiga kali bertemu dalam atmosfer Piala Dunia, bahkan terakhir kali bertemu pada 2010 El Tari kalah 1-3.

Meskipun demikian, bukan statistik ini yang menjadi motivasi Argentina, melainkan situasi yang dihadapi Tim Tango saat ini. Kalah akan semakin mempermalukan mereka. Pun demikian hasil seri yang mempersulit langkah ke babak knockout dan menciptakan ironis justru ketika menyandang predikat favorit juara.

"Kami harus menang atau menang," kata Messi seperti dikutip Reuters. "Tergantung kami apakah bisa harus memperbaiki kesalahan dan kembali ke dasar-dasar yang telah membentuk siapa kami."

Baca juga: Messi tegaskan tekad manfaatkan peluang terakhir genggam Piala Dunia

Dasar-dasar itu pula yang membawa Argentina mencatat rekor tak terkalahkan dalam 36 laga selama tiga tahun.

Sewaktu melawan Saudi, Argentina berulang kali masuk perangkap offside lawan, dan inilah yang mereka pelajari saat latihan menghadapi Meksiko.

Argentina akan fokus membangun garis pertahanan tinggi untuk memastikan kejadian tiga gol dianulir karena offside saat melawan Saudi tak lagi terulang.

Argentina juga berusaha merancang kembali sistem pertahanannya yang dengan mudah dua kali dirobek Saudi. Perubahan dalam formasi pengisi lini pertahanan adalah keharusan bagi Argentina agar gawang tidak lagi mudah dijebol lawan.

Baca juga: Pelatih Argentina minta para pemainnya bangkit dan lupakan kekalahan

Titik-titik ini juga yang dipelajari betul-betul oleh Meksiko. Mereka harus cepat dan kuat menghadapi Argentina, serta tak boleh keliru mengumpan kawan.

Padahal pemain sayap sekelas Hirving Lozano pun musti diasah lagi dalam soal itu. Sewaktu menghadapi Polandia, Lozano berulang kali mengirimkan umpan silang, tetapi hampir selalu gagal menjadi peluang gol.

"Kami membutuhkan akurasi yang lebih banyak lagi," kata Gerardo Martino, pelatih Meksiko yang asal Argentina itu.

Itu salah satu resep yang harus diracik Meksiko untuk bisa menaklukkan Argentina yang tidak saja menjadi tiket ke 16 besar, namun juga menjadi fondasi untuk naik ke level lebih tingi karena sebelum ini Meksiko hanya bisa mencapai 16 besar Piala Dunia sejak 1994.

Tantangannya semakin besar lagi karena profil lawannya kali ini yang meraksasa, apalagi Argentina tengah bernafsu memburu gelar juara Piala Dunia ketiganya, ditambah ambisi Mesi yang ingin mengakhiri karir dengan sebuah Piala Dunia guna menyamai status keabadian mendiang Diego Maradona.


Prediksi sebelas pemain pertama

Argentina (4-3-3): Emiliano. Martinez; Nahuel Molina, Lisandro Martinez, Nicolas Otamendi, Nicolas Tagliafico; Rodrigo de Paul, Leandro Paredes, Papu Gomez; Lionel Messi, Lautaro Martinez, Angel di Maria

Meksiko (4-3-3): Guillermo Ochoa; Jorge Sanchez, Cesar Montes, Hector Moreno, Jesus Gallardo; Hector Herrera, Edson Alvarez, Luis Chavez; Hirving Lozano, Henry Martin, Alexis Vega

Baca juga: Meksiko umumkan skuad final, Ochoa dan Guardado dipanggil lagi

Selanjutnya: Skenario pertandingan

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022