Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam upaya penyusunan program-program peningkatan elektrifikasi dan konsumsi listrik per kapita di Indonesia.

"Kami berharap dari forum diskusi ini mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan terkait program-program peningkatan elektrifikasi dan konsumsi listrik per kapita agar target sesuai Rencana Strategis Kementerian ESDM dapat tercapai," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari dalam acara Forum Diskusi Publik bertajuk "Sinergi Stakeholder dalam Upaya Peningkatan Elektrifikasi dan Konsumsi Listrik per Kapita Indonesia" di Surabaya, Jatim, Jumat (25/11/2022).

Menurut Ida, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, berdasarkan Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2020-2024, pada 2022 ini, konsumsi listrik per kapita ditargetkan mencapai 1.268 kWh/kapita.

"Hingga September 2022, angka konsumsi listrik masih 1.169 kWh/kapita. Rata-rata konsumsi listrik di ASEAN sebesar 3.672 kWh per kapita yang mana hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi listrik di Indonesia cukup tertinggal jika dibandingkan negara-negara tetangga," jelasnya.

Ida menyebutkan dalam Rencana Strategis Kementerian ESDM, hingga 2024 diharapkan angka konsumsi listrik per kapita Indonesia dapat mencapai 1.408 kWh/kapita.

"Dengan penambahan akses listrik kepada masyarakat dan penggunaan peralatan elektronik untuk kegiatan masyarakat, diharapkan terjadi peningkatan angka konsumsi listrik per kapita di Indonesia" kata Ida dalam diskusi yang menghadirkan aspek pentaheliks ini.

Subkoordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Edy Pratiknyo menambahkan pihaknya mendorong percepatan peningkatan konsumsi listrik.

"Dengan program peningkatan konsumsi listrik, pemerintah mendorong melalui percepatan perizinan, kami akan mendukung melalui percepatan perizinan sektor ketenagalistrikan," ungkapnya.

EVP Pelayanan Pelanggan Retail PT PLN (Persero) Munief Budiman menyatakan PLN siap mendukung program pemerintah dalam meningkatkan konsumsi listrik melalui program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan electrifying agriculture.

"PLN hadir dalam pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agrikultur melalui kemudahan suplai listrik untuk fasilitas pertanian, perikanan, pertanian, dan peternakan," ujarnya.

Ia menambahkan sampai Oktober 2022, pelanggan electrifying agriculture sudah 191.783 pelanggan dengan total daya terpasang 3.108,6 MVA dan konsumsi 4,26 TWh.

Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Jawa Timur Waziruddin menyatakan pihaknya juga memiliki berbagai upaya meningkatkan konsumsi listrik, salah satunya melalui Program Instalasi Rumah/Sambungan Rumah (IR/SR).

Ia mengatakan hibah Program IR/SR dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2022 sebanyak 14.401 rumah tangga tidak mampu.

"Pada 2022, selain bantuan IR/SR, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga memberikan bantuan token listrik senilai Rp300.000 kepada 19.501 penerima manfaat," katanya.

Tahun depan, program IR/SR menyasar 5.200 rumah tangga tidak mampu. Stimulus juga diberikan bagi pemilik kendaraan listrik.

"Pengenaan pajak kendaraan listrik hanya 10 persen atau mendapatkan insentif 90 persen sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 13 Tahun 2021," ungkap Waziruddin.

Redaktur Jawa Pos Andrianto Wahyudiono sebagai penanggap diskusi mengatakan dengan adanya kelebihan kapasitas listrik maka memberi kebebasan penggunaan alat listrik tanpa ada pembatasan daya di rumah tangga.

Terlebih, dengan pembayaran melalui sistem token masyarakat dapat mengatur pemakaian listrik di rumahnya.

Baca juga: Konsumsi listrik di Jatim semester I/2022 tumbuh 2,41 persen

Baca juga: Konsumsi listrik rendah membuka peluang usaha

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022