Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengharapkan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung bisa menjadi pusat unggulan sebagai center of culinary tourism, pusat inkubasi wirausaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), serta memiliki program magister terapan.

"Ke depan, juga akan dibuka program Doktor bidang parekraf sehingga nanti kita juga bisa mencetak profesor di bidang pariwisata," kata Sandiaga dalam kegiatan "Topping Off Gedung Kuliah Praktik Terpadu Jurusan Hospitality Kampus Poltekpar NHI Bandung” lewat keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Dengan pembangunan Gedung Kuliah Praktik Terpadu Jurusan Hospitality Kampus Dayeuhkolot Poltekpar NHI Bandung, ia mengharapkan terdapat penciptaan sumber daya manusia (SDM) pariwisata Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing dunia.

Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kampus seluas 34 hektare, lanjut dia, harus dapat mendukung terciptanya inovasi-inovasi di bidang metode pembelajaran, inovasi berbasis riset, pelatihan kurikulum berbasis kewirausahaan, serta membangun engagement dan linkage dengan para pemangku kepentingan.

Baca juga: Earth Festival 2022 diharapkan pupuk kepedulian terhadap lingkungan

"Jangan kita menjadi menara gading, tapi kita harus merangkul semua dan jangan lupa berkolaborasi untuk penciptaan SDM unggul di sektor pariwisata," ungkap Sandiaga.

Belum lama ini, Indonesia disebut memperoleh apresiasi internasional atas kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Banyak pemimpin dunia mengakui keindahan alam dan ragam budaya, produk ekonomi kreatif tanah air, dan keramahtamahan (hospitality) masyarakat.

"Inilah yang harus kita kembangkan sebagai pilar kekuatan bangsa kita," ucapnya.

Pembangunan Gedung Kuliah Praktikum Terpadu Jurusan Hospitality Politeknik Pariwisata NHI Bandung saat ini telah mencapai 80 persen dan terdiri dari dua bangunan utama.

Baca juga: Sandiaga: Korban PHK perlu diberi kesempatan untuk "upscale"

Pertama adalah bangunan yang diperuntukkan untuk kuliah praktikum jurusan hospitality yang terdiri dari Program Studi Seni Kuliner, Tata Hidang, Seni Pengolahan Patiseri, Divisi Kamar, dan Pengelolaan Perhotelan. Kemudian bangunan kedua adalah bangunan mechanical, electrical dan plumbing (MEO), serta Gardu PLN.

Direktur Politeknik Pariwisata NHI Bandung Andar Danova L. Goeltom menerangkan bahwa gedung kampus ini mengusung konsep eco friendly and entrepreneurial campus dengan penguatan ruang terbuka hijau sebesar 60 persen berbanding dengan bangunan. Kemudian juga penguatan Technopark sebagai pusat kewirausahaan mahasiswa.

Fungsi bangunan lainnya bakal digunakan untuk penguatan pendidikan dan pelatihan vokasi pada bidang ilmu hospitality management, tourism management, dan travel management.

Pekerjaan pembangunan kampus baru Poltekpar NHI ditargetkan akan selesai pada tahun 2025.

Baca juga: Sandiaga: Presidensi G20 tampilkan sisi terbaik alam dan SDM Indonesia

Menurut Andar, Kampus Dayeuhkolot Poltekpar NHI Bandung yang kini dibangun merupakan kampus pariwisata terbesar dan terluas di dunia dengan luas sebesar 340 ribu meter persegi (m2) atau 34 hektare.

Kampus ini mengalahkan Tourism and Culture College of Yunnan University China dengan luas 300 ribu m2 atau 30 hektare dan kampus Sichuan Tourism University China dengan luas 270 ribu m2 atau 27 hektare.

"Penelusuran yang kami lakukan khusus kepada institusi pendidikan dengan mempergunakan seluruh area kampus sebagai penyelenggaraan pendidikan pariwisata yang tidak bersanding dengan keilmuan atau fakultas lainnya di dalam kawasan," katanya.

"Hal ini menjadi sebuah kebanggaan sekaligus value added bagi Politeknik Pariwisata NHI Bandung sebagai kampus pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang tak hanya menjadi kampus pariwisata tertua di Asia Pasifik, namun juga menjadi the biggest tourism school in the world," lanjut Andar.

Baca juga: Sandi dukung IdeaFest 2022 untuk pertumbuhan industri kreatif

Baca juga: Sandi: KTT G20 tingkatkan okupansi hotel di Nusa Dua hingga 70 persen


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022