Tidak ada wartawan satu pun di dunia ini yang sengaja menulis berita yang salah.
Kota Batu (ANTARA) - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Totok Hariyono berpendapat pemilu dan wartawan bagaikan ikan dan air yang tidak dapat dipisahkan dan berarti penyelenggaraan pemilu tidak dapat berjalan dengan baik tanpa keberadaan wartawan.

"Kalau enggak ada pemilu, enggak ada wartawan. Ya, bagaimana? Wong ikan kok enggak ada airnya. Ikan kok bisa hidup di air, ya, enggak mungkin. Keduanya bagian tak terpisahkan," ujar Totok.

Ia mengemukakan hal itu saat membuka Rapat Koordinasi Bawaslu dan Media Massa Nasional dalam Rangka Pengawasan Tahapan Pemilu Tahun 2024 bertajuk Peran dan Fungsi Strategis Media Pers dalam Mengawal Pemilu 2024 di The Singhasari Resort, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu.

Menurut dia, tanpa keberadaan wartawan, kejanggalan dan kekurangan pemilu tidak bisa dievaluasi. Selain itu, informasi ataupun edukasi mengenai penyelenggaraan pesta demokrasi yang baik juga tidak dapat tersampaikan kepada masyarakat.

"Jika tidak ada wartawan, kejanggalan dan kekurangan pemilu tidak bisa terevaluasi atau masyarakat tidak bisa tahu, misalnya, Pemilu 1955 pemilu yang terbaik. Itu (informasi) dari wartawan," ujar dia.

Dengan demikian, menurut Totok, wartawan berperan sangat strategis dalam pemilu, terutama pada Pemilu 2024 dengan banyaknya berita bohong yang tersebar di media sosial.

Dalam kondisi itu, Totok mengatakan bahwa wartawan dapat diibaratkan sebagai lentera atau pihak yang memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai berita yang benar di antara banyaknya berita bohong yang beredar di media sosial.

"Peran wartawan menjadi sangat luar biasa, seperti (dimuat dalam) buku Matinya Sebuah Literasi, wartawan menjadi pencerah, lentera saat berita-berita hoaks berseliweran," ujarnya.

Di samping itu, Totok juga mengatakan bahwa pada saat ini wartawan di media arus utama menjadi alat ukur bagi masyarakat untuk mengetahui kebenaran dari suatu berita.

"Wartawan media arus utama menjadi alat ukur apa berita itu benar atau salah karena wartawan pasti dijamin tidak akan menulis berita yang salah. Tidak ada wartawan satu pun di dunia ini yang sengaja menulis berita yang salah. Kalau ada, itu adalah wartawan terburuk di dunia, wartawan yang tidak paham kaidah jurnalistik," ucapnya.

 Baca juga: Bawaslu sebut jurnalis kawan strategis dan ideologis pengawas pemilu
Baca juga: Bawaslu RI: Pengawasan partisipatif untuk masyarakat rentan

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022