Jakarta (ANTARA) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan layanan kesehatan Polri telah menjangkau seluruh tempat pengungsian gempa Cianjur, terutama masyarakat yang belum mendapatkan layanan kesehatan sejak gempa 5,6 magnitudo terjadi.

“Sebanyak 1.521 pasien berasal dari kantong-kantong pengungsian yang belum tertangani oleh fasilitas kesehatan, dapat ditangani oleh Satgas Kesehatan Polri,” kata Dedi di Jakarta, Senin.

Jenderal bintang dua itu menyebutkan, Satgas Kesehatan Polri menyiapkan ambulans yang dikerahkan mengunjungi tenda-tenda pengungsian, apabila diperlukan tindakan rujukan.

“Ada 16 ambulans setiap hari mengunjungi tenda-tenda pengungsian melayani pemeriksaan kesehatan,” katanya.

Tidak hanya itu, kata Dedi, Satgas Kesehatan polri memberikan bantuan pengobatan umum seperti vitamin, penyuluhan kesehatan, penyaluran bantuan kesehatan hingga evakuasi pasien ke rumah sakit.

“Semua pelayanan kesehatan yang dilakukan Polri agar masyarakat korban gempa Cianjur tetap sehat di saat proses pemulihan pascagempa,” katanya.

Hampir semua satuan kerja (satker) Polri turun memberikan bantuan kesehatan kepada pengungsi gempa Cianjur. salah satunya Korps Brimob Polri.

Saat mengunjungi posko pengungsi di Kampung Cipetir, Desa Ciwalet, Kecamatan Warung Kondong. Tim Kesehatan Lapangan (Keslap) Korps Brimob menemukan Isna Jamilah (10) terkapar dalam kondisi lemah di saung pengungsian

Menurut neneknya, saat gempa Isna tertimpa tembok bangunan. Sempat mendapatkan pengobatan dari bidan dan relawan medis yang datang, namun hanya di kasih obat.

Namun, kondisi Isna terus melemah dan tidak bisa berjalan, hanya bisa duduk dan berbaring dan tidak mau makan.

“Jadi, kondisi Isna tidak bisa berjalan, dicurigai ada cidera panggul akibat tertimpa reruntuhan,” kata dokter Ipda Amsal.

Isna akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara setelah mendapat persetujuan dari ayahnya.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022