Motivasi yang tinggi untuk segera kembali ke sekolah
Jakarta (ANTARA) - Tim Tanggap Darurat Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) merekomendasikan hal mendesak untuk mengembangkan sekolah tangguh bencana yang diberikan kepada warga terdampak gempa Cianjur, khususnya bagi anak-anak.

“Upaya tersebut perlu dilanjutkan ke fase pemulihan, khususnya mengembangkan sekolah tangguh bencana (resilient school) yang mengandung tiga komponen yaitu fasilitas sekolah yang aman, manajemen sekolah yang aman, dan pendidikan kesiapsiagaan dan tangguh bencana,” ucap Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti, pada keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, sekitar 524 sekolah rusak serta tidak terlihat adanya tempat belajar sementara.

"Anak-anak kehilangan bahan belajar, seragam sekolah, mainan dan barang-barang berharga mereka. Mereka juga tidak memiliki kegiatan untuk dilakukan karena sekolah ditutup dan tidak ada kegiatan belajar mengajar yang diadakan di ruang belajar sementara,” ungkap Dini.

Baca juga: KPAI minta pemenuhan kebutuhan makanan anak korban gempa dimaksimalkan

Baca juga: Organisasi nirlaba data kondisi sarpras rusak akibat gempa di Cianjur


Selain itu, keterbatasan air dan toilet di lokasi bencana juga rawan menimbulkan gangguan kebersihan dan kesehatan bagi anak-anak.

Maka ia juga menyarankan untuk memberikan bantuan di bidang pendidikan, perlindungan anak, air, sanitasi, dan hygiene (WASH) untuk jangka waktu sampai tiga bulan ke depan.

"Anak-anak mengalami kesulitan mengganti pakaian dalam, bra, serta menjaga kebersihan menstruasi karena terbatasnya pakaian dalam dan pembalut yang tersedia,” ucap Dini.

Sementara itu, dari hasil penilaian kebutuhan cepat (rapid need assessment/RNA) yang dilakukan Tim Tanggap Darurat Plan Indonesia, banyak anak yang merasa tertekan dan takut akibat peristiwa bencana tersebut.

Sehingga Plan Indonesia memberikan dukungan psikososial bagi anak-anak untuk membantu pemulihan psikologis mereka yang umumnya mengalami trauma.

“Hal ini terutama karena mereka umumnya dengan mata sendiri melihat bangunan sekolah mereka runtuh, serta menyaksikan teman-teman mereka tertimpa bangunan yang roboh diguncang gempa. Namun, mereka juga menyatakan motivasi yang tinggi untuk segera kembali ke sekolah dengan bangunan yang lebih aman dan kuat,” kata Dini.

Dukungan psikososial ini berlangsung mulai tanggal 24 November hingga 2 Desember 2022, khususnya di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.

Metode yang digunakan Plan dalam hal ini adalah 3L, yaitu look, listen, and link yang diikuti sebanyak 200 anak yang tinggal di lokasi pengungsian.

Untuk memperkuat upaya tersebut, Plan Indonesia juga menggandeng mitra lokal, yaitu Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), serta memberikan pelatihan dukungan psikososial untuk mitra lokal dan para relawan.

Baca juga: Polri hibur anak terdampak gempa Cianjur dengan film kartun

Baca juga: Keceriaan anak-anak penyintas gempa Cianjur ikut pemulihan trauma

 

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022