Sleman (ANTARA) - Kabupaten Sleman yang merupakan wilayah di bagian utara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selama ini dikenal sebagai daerah yang terdapat ratusan lembaga pendidikan dari segala jenjang dan juga lembaga pendidikan nonformal.

Pada jenjang perguruan tinggi (PT) di wilayah Sleman terdapat sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN), seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran dan sejumlah lembaga pendidikan tinggi yang berada di bawah kementerian atau lembaga negara lainnya.

Sementara untuk perguruan tinggi swasta (PTS) yang ada di wilayah Kabupaten Sleman bisa mencapai puluhan jumlahnya.

Kondisi ini tentu saja menjadikan banyak mahasiswa dari luar daerah di Indonesia, bahkan dari mancanegara, yang menempuh studi di sejumlah PTN maupun PTS di Sleman, sehingga mereka harus tinggal atau berdomisili sementara di wilayah Yogyakarta, dan Sleman pada khususnya.

Bahkan, tidak sedikit pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, yang memfasilitasi warganya yang sedang menempuh studi ini dengan membangun asrama mahasiswa di DIY dan wilayah Sleman.

Kehadiran saudara-saudara dari luar daerah ini menjadikan wilayah Sleman ibarat Indonesia mini, dimana banyak mahasiswa pendatang dengan berbagai latar belakang suku, budaya, bahasa dan juga kuliner.

Hal ini menjadikan wilayah Sleman banyak bertabur warna-warni budaya yang indah.


Rumah bersama

Maka tidak salah bila kemudian Bupati dan Wakil Bupati Sleman periode 2020-2025 dalam visi dan misinya mengusung tema "Terwujudnya Sleman Sebagai Rumah Bersama yang Cerdas, Sejahtera, Berdaya Saing, Menghargai Perbedaan dan Memiliki Jiwa Gotong Royong".

"Rumah bersama" memiliki makna filosofi penting, dimana Sleman menjadi rumah bagi semua elemen masyarakat, dengan berbagai latar belakang agama, etnik dan budaya.

Untuk kata "cerdas", diharapkan pemerintah dan masyarakatnya dapat memecahkan setiap masalah yang timbul dengan mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki dan mampu dalam pengembangan dan pengelolaan berbagai sumber daya untuk digunakan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga dapat memaksimalkan pelayanan publik serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan, yang meliputi 6 elemen, yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Society, Smart Living, Smart Environment.

Sementara "sejahtera", memiliki semangat untuk terciptanya masyarakat yang adil makmur, ditandai dengan derajat pendidikan dan kesehatan serta kondisi ekonomi masyarakat yang lebih baik.

Kemudian "berdaya saing", menjadikan masyarakat yang memilki keunggulan kompetitif untuk menghadapi persaingan di masa datang.

Selanjutnya "menghargai perbedaan", bermakna mendorong masyarakat memiliki sikap saling menghargai, saling menghormati perbedaan dan keberagaman, tanpa ada diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda serta "memiliki jiwa gotong royong", yakni masyarakat yang memiliki rasa kekeluargaan, tolong menolong dan bekerja sama dengan sukarela untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebutkan bahwa kabupaten itu sangat terbuka dan merupakan rumah bersama bagi semua elemen masyarakat dengan berbagai latar belakang agama, etnik dan budaya, sehingga seluruh masyarakat dan elemen yang ada di Sleman diajak untuk sama-sama menjaga kerukunan dan keharmonisan hidup bermasyarakat.

Keberagaman itu merupakan salah satu bentuk kekayaan bangsa kita. Kebhinnekaan ini merupakan kebanggaan dan harus disyukuri sebagai anugerah.

Oleh karena itu seluruh warga Sleman diharapkan selalu menjaga kerukunan dan keharmonisan hidup bermasyarakat, selalu menjaga ketertiban dan ketentraman di wilayah Kabupaten Sleman.

Pemerintah Kabupaten Sleman beberapa waktu lalu juga memfasilitasi deklarasi komitmen damai yang dilakukan perwakilan masyarakat Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur yang ada di kabupaten itu.

Deklarasi yang difasilitasi Pemkab Sleman ini sebagai bentuk komitmen damai dan itikad baik dari semua pihak untuk mewujudkan Sleman yang nyaman bagi seluruh warga masyarakat.

Diharapkan pula komitmen damai ini tidak berhenti pada seremonial ataupun deklarasi secara lisan saja.

Pemerintah Kabupaten Sleman dan masyarakat tentunya sangat berharap komitmen damai tersebut juga dapat dijiwai dan ditindaklanjuti dengan sikap dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari oleh setiap peserta deklarasi komitmen damai.

Deklarasi komitmen damai ini juga sebagai langkah Pemkab Sleman dalam merespons sejumlah rentetan kejadian yang terjadi di wilayah Sleman, beberapa waktu yang lalu.


Sikap toleransi

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengajak seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Sleman untuk terus memperkuat persatuan dan kesatuan melalui sikap toleransi.

Menurut dia, untuk mewujudkan visi Kabupaten Sleman perlu adanya andil dari seluruh lapisan masyarakat.

Danang menyebut bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa belakangan ini terdapat indikasi lemahnya toleransi dan saling menghormati di Sleman. Indikasi tersebut dapat diakibatkan berbagai faktor.

Berdasarkan hal tersebut, Pemkab Sleman mendorong kampanye terkait toleransi perlu terus digalakkan.

Toleransi sangat kita perlukan. Sikap saling menghormati, saling menghargai keberagaman, baik budaya, agama, bahasa, dapat meminimalisir terjadinya konflik sosial di masyarakat.

Danang mengatakan berbagai upaya dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan juga terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman.

Salah satu upaya tersebut, dibentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sleman untuk menjaga kerukunan dan keberagaman di Sleman.

Sekarang yang menjadi komitmen bersama adalah bagaimana bersama-sama dari Sleman menyulam warna-warni indah tersebut untuk persatuan bangsa.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022