Sebagian besar komoditas utama untuk kebutuhan masyarakat masuk melalui TPK Sorong, sehingga terminal harus siap kapan pun kapal masuk untuk segera dilakukan kegiatan bongkar muat
Surabaya (ANTARA) - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Sorong, Papua Barat, Jece Julita Piris mengatakan operasional Terminal Peti Kemas (TPK) setempat akan berlangsung nonstop selama 24 jam sehari dalam tujuh hari atau seminggu.
 

"Operasional TPK Sorong perlu disesuaikan mengingat semakin meningkatnya arus barang yang masuk ke Kota Sorong dan sekitarnya," kata Jece dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Selasa.

Jece telah mengeluarkan surat edaran Nomor: UM.003/22/10/KSOP.SRG-2022 tanggal tentang Penetapan Jam Kerja Bongkar Muat Peti Kemas 24/7 (24 Jam/7 Hari) di TPK Sorong.
  "Sebagian besar komoditas utama untuk kebutuhan masyarakat masuk melalui TPK Sorong, sehingga terminal harus siap kapan pun kapal masuk untuk segera dilakukan kegiatan bongkar muat," kata Jece.

  Pengaturan waktu kerja baru di TPK Sorong perlu disampaikan kepada para pemangku kepentingan. Salah satu hal yang menjadi perhatian bagi KSOP adalah jam kerja pada Minggu yang selama ini telah ditetapkan sebagai hari libur untuk beribadah.
 

Jece mengaku telah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyampaikan penyesuaian waktu kerja di TPK Sorong.
  "Ada pengaturan bagi pekerja agar tidak mengganggu waktu ibadah, bisa dilakukan secara bergilir atau bergantian dengan pekerja lain, tidak ada kewajiban untuk bekerja bagi yang beribadah pada Minggu, termasuk juga bagi mereka yang beribadah pada Jumat," ujarnya.


Kepala Perusahaan Pelayaran PT SPIL Cabang Sorong Faizal Arifin menyambut baik penyesuaian waktu kerja di TPK setempat.

Menurut dia, penyesuaian waktu kerja tersebut akan berdampak pada operasional kapal.
  Bagi pelayaran, semakin cepat kegiatan bongkar muat dilakukan semakin cepat kapal berlayar. Dengan penyesuaian waktu kerja, diharapkan kegiatan bongkar muat kapal dapat dilakukan sesaat setelah kapal sandar di dermaga terminal.

  "Selama ini kami harus menunggu hari kerja, sehingga waktu sandar kami (port stay) jadi lebih lama, hal ini tentu akan berpengaruh pada biaya operasional," kata Faisal.

  Sementara itu, Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) Widyaswendra mengatakan pihaknya mendukung penuh rencana penyesuaian waktu kerja di TPK Sorong.

  Sebagai operator terminal, pihaknya siap setiap saat untuk mewujudkan kelancaran arus logistik di Kota Sorong dan sekitarnya.

  Widyaswendra menyebut penetapan waktu kerja di TPK Sorong sebagai langkah strategis dalam mendukungan pembangunan di Indonesia Timur.

  "Jika kapal dapat segera melakukan kegiatan bongkar muat, maka hal itu akan memberikan efisiensi bagi pelayaran, karena port stay mereka berkurang, dengan demikian diharapkan ongkos logistik lebih kompetitif," kata dia.

Baca juga: Pelindo tingkatkan kinerja SDM pelabuhan dan terminal peti kemas

Baca juga: Pelindo resmi kuasai 100 persen saham Prima Terminal Peti Kemas

Baca juga: Grup usaha Pelindo catat kenaikan arus peti kemas 6,8 persen

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022