Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan pihaknya akan berupaya menekan inflasi kembali ke level normal yaitu 3 plus minus 1 persen pada 2023 dan turun ke level 2,5 plus minus 1 persen pada 2024.

“Inflasi yang masih sangat tinggi sekarang akan kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen pada 2023 dan 2,5 plus minus 1 persen pada 2024,” katanya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu.

Perry mengatakan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan ke level 3 plus minus 1 persen dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023.

Ia optimistis target tersebut akan tercapai seiring tetap terkendalinya inflasi harga impor atau imported inflation dengan nilai tukar Rupiah yang stabil serta respons kebijakan moneter secara front loaded, pre-emptive dan forward looking.

Komitmen BI untuk melanjutkan respons kebijakan suku bunga melalui kalibrasi secara terukur atau well-callibrated, perencanaan yang matang atau well-planned dan dikomunikasikan secara transparan atau well-communicated turut akan memastikan tercapainya sasaran inflasi inti lebih.

Besaran dan waktu respons kebijakan suku bunga tersebut didasarkan pada perkembangan ekspektasi inflasi dan inflasi inti dibandingkan dengan perkiraan awal dan sasaran yang akan dicapai atau data dependent.

Selain itu, koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga berkontribusi pada terkendalinya inflasi.

Ia mengingatkan bahwa sinergi dan inovasi merupakan kunci dari prospek kinerja ekonomi Indonesia pada 2023 dan 2024 yang akan melanjutkan ketahanan dan kebangkitan ekonomi.

“Perlu diperkuat untuk menghadapi gejolak global dan kebangkitan tahun depan,” tegas Perry.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022