Jakarta (ANTARA) - Eko Yuli Irawan tak masuk daftar atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) angkat besi 2022 sehingga dia berharap bisa mendapat dukungan anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) hingga Olimpiade Paris 2024.

Lantaran tidak lagi dalam pelatnas, Eko tidak mendapat biaya dari Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) untuk berangkat ke Kejuaraan Dunia 2022 yang merupakan turnamen pertama kualifikasi Olimpiade, di Bogota, Kolombia, pada 5–16 Desember.

Meski sempat kesulitan bahkan berniat mengeluarkan kocek pribadi, peraih perak Olimpiade Tokyo itu pada akhirnya bisa berangkat ke Kolombia setelah mendapat bantuan dana dari Kemenpora.

"Saya mengucapkan terima kasih sudah diperbantukan dan dibiayai untuk mengikuti kualifikasi di Kolombia. Yang pasti saya tidak akan menyia-nyiakan anggaran yang telah dikeluarkan ini dan kami akan maksimal untuk meraih prestasi di Kolombia," kata Eko di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu.

"Tapi setelah ini saya tidak tahu bagaimana…Intinya mudah-mudahan Kemenpora bisa berkomitmen untuk membiayai saya di tiap kualifikasi (Olimpiade) single event ini. Kalau memang sampai Olimpiade Paris dibiayai untuk ikut kualifikasi ya kenapa tidak? Meskipun saya sudah tidak menjadi bagian dari pelatnas,” kata dia.

Baca juga: Eko Yuli Irawan tak cari medali dari Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022

Setelah kejuaraan di Bogota, Eko masih harus mengikuti empat sampai lima kejuaraan lagi untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade Paris 2024 termasuk Kejuaraan Dunia 2023 dan Piala Dunia IWF 2024. Selain itu, berdasarkan ketentuan dari federasi internasional IWF, para lifter juga wajib berpartisipasi dalam turnamen tertentu seperti Kejuaraan Asia 2023 dan beberapa turnamen level Grand Prix.

Eko mengatakan terus berupaya mencari sponsor namun hingga saat ini belum ada yang menawarkan diri. Di sisi lain, lifter berusia 33 tahun itu juga terus menanti bisa kembali bergabung dan berlatih di Pelatnas.

Eko sebelumnya sempat terlibat perselisihan dengan PB PABSI yang tidak menyetujui permintaannya untuk dilatih oleh Lukman. Eko pun keluar dari Pelatnas awal tahun 2021 sehingga membuat Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) turun tangan mencarikan dana bantuan agar Eko bisa tetap berlatih maksimal menuju Olimpiade Tokyo.

Seandainya tak kunjung dipanggil Pelatnas, Eko mengaku rela mengeluarkan uang pribadi agar bisa mengikuti kejuaraan kualifikasi. Namun dia tetap berharap bisa mendapat bantuan dana dari pemerintah.

"Sponsor belum ada. Tapi tetap kami akan berdiskusi dulu dengan Kemenpora dan federasi…Kalau tidak ada anggaran (dari pemerintah), ya mengeluarkan uang sendiri," kata lifter yang tampil dalam empat edisi Olimpiade itu.

“Saya tahu diri karena saya bukan bagian dari pelatnas tapi saya tetap akan koordinasi dulu dengan PB PABSI. PB PABSI juga mencoba mengusulkan ke Kemenpora untuk penambahan (biaya) ya karena saya tidak ada di SK (Pelatnas),” pungkas dia.

Baca juga: China kembali tebar ancaman di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022