Mataram, NTB (ANTARA) - Perum Bulog Nusa Tenggara Barat memastikan pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa dan pengeringan jagung di Kabupaten Dompu beroperasi pada awal 2023 karena pembangunannya sudah mencapai 99 persen dan tinggal dilakukan uji coba.

Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali di Mataram, NTB, Rabu, menyebutkan pabrik pengolahan beras modern atau modern rice milling plant (MRMP) senilai Rp130 miliar dibangun di Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, dan corn drying center (CDC) atau pusat pengeringan jagung senilai Rp90 miliar dibangun di Desa Nusajaya, Kecamatan Manggelewa, Dompu.

"CDC memang ada penundaan, rencananya uji coba 17 November 2022, berhubung karena ada alat yang harus ditunggu datang dari Amerika Serikat, sehingga kemungkinan awal 2023. Begitu juga MRMP di Sumbawa. Semestinya 2022 sudah bisa beroperasi dua-duanya, tapi karena ada pertimbangan teknis dari kontraktor, akhirnya Bulog menunggu kepastian uji coba," katanya.

Ia mengatakan untuk pabrik pengolahan beras atau rice to rice (RTR) senilai Rp13 miliar yang dibangun di Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, sudah beroperasi selama satu tahun.

Abdul menjelaskan tujuan pembangunan ketiga pabrik pengolahan hasil pertanian tersebut adalah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengoptimalkan penyerapan gabah atau beras serta jagung hasil produksi petani di NTB, yang relatif melimpah setiap tahun.

Beras yang sudah diolah akan dijual melalui program operasi pasar dalam rangka ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan. Selain itu, sebagian beras olahan akan dikirim ke daerah yang defisit produksi padi serta untuk cadangan pangan daerah ketika terjadi bencana.

"Jagung akan diolah menjadi pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun karena pabriknya belum beroperasi, kami belum ada penugasan kembali untuk melakukan penyerapan jagung. Sebelumnya, kami sudah membeli tapi dikirim ke mitra pembeli di Pulau Jawa," ujarnya.

Berbicara persentase pembangunan infrastruktur dan prasarana pabrik MRMP dan CDC, Abdul memastikan sudah mencapai 99 persen. Jika peralatan yang dibutuhkan sudah terpasang maka diperkirakan uji coba (commisioning test) akan dilakukan awal 2023.

"Prinsipnya kami menunggu dari pihak kontraktor untuk melakukan commisioning test, dan dites dulu bagaimana dryer-nya (alat pengering), dan bagaimana silonya," ucap Abdul.

Ia juga menyebutkan dua pabrik pengolahan komoditas pangan tersebut dikerjakan oleh dua badan usaha milik negara (BUMN) dengan dana yang bersumber dari penyertaan modal negara melalui Perum Bulog.

Dua BUMN tersebut, yakni PT Boma Bisma Indra yang mengerjakan pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa dan PT Brantas Abipraya yang melaksanakan pembangunan pabrik pengolahan jagung di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu.

"Progres pelaksanaan pembangunan kedua proyek tersebut sudah mencapai 99 persen, dan kami optimis kedua pabrik itu beroperasi awal 2023 ," kata Abdul.

Baca juga: Bulog NTB sudah gelontorkan dana Rp614 miliar beli beras petani
Baca juga: Dua BUMN kerjakan proyek Bulog di NTB senilai Rp173 miliar
Baca juga: Bulog tunggu persetujuan Kementerian BUMN terkait investasi di Sumbawa

Pewarta: Awaludin
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022