"Terima kasih atas sambutan yang meriah kemarin di jalan, saya disambut oleh masyarakat dari ujung ke ujung terima kasih," kata Wapres Ma'ruf Amin di Kaimana, provinsi Papua Barat pada Kamis.
Kaimana (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan terima kasih atas sambutan yang meriah di kota Kaimana, kabupaten Kaimana provinsi Papua Barat.

"Terima kasih atas sambutan yang meriah kemarin di jalan, saya disambut oleh masyarakat dari ujung ke ujung terima kasih," kata Wapres Ma'ruf Amin di Kaimana, provinsi Papua Barat pada Kamis.

Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan hal tersebut selaku Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) atau Badan Pengarah Papua (BPP) yang melakukan audiensi dengan Bupati Kaimana Freddy Thie, Bupati Fakfak Untung Tamsil, Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor, Ketua Dewan Adat Kaimana Johan Werfete, serta para raja adat.

Saat tiba di Rabu (30/11) sore di kota senja Kaimana, Wapres Ma'ruf Amin memang disambut barisan pelajar yang berdiri di pinggir jalan sambil membawa bendera merah putih kecil maupun warga masyarakat yang ikut melambaikan tangan menyambut Wapres Ma'ruf, Ibu Wury Ma'ruf Amin beserta rombongan.

"Dan hari ini saya diberi cinderamata yang sangat berharga untuk menjadi kenangan buat saya dan ikatan batin dengan masyarakat," tambah Wapres.

Saat pertemuan bersama para ketua adat, Wapres mendapatkan tomang yaitu tas tradisional suku Mbaham Matta, kabupaten Fakfak yang biasa disebut dengan nama Tuweman berbahan dasar dari alam yaitu daun pandan hutan dan belahan bambu muda dan wenti (bijih emas) yang biasa menjadi mahar dalam perkawinan suku Mbaham.

"Kemudian juga saya menyampaikan terima kasih atas nama pemerintah dan penghargaan karena di wilayah ini dulu telah mengambil peran dalam rangka perjuangan Trikora," tambah Wapres.

Wapres pun mengungkapkan keinginannya untuk kembali membangun jalur rempah yang dulu dilalui orang-orang Eropa saat mencari rempah-remah ke wilayah Timur Indonesia.

"Kita ingin hal ini dihadirkan kembali dan saya minta untuk memanfaatkan peluang sentra industri gas di wilayah Bomberai, jadikan sentra industri gas Teluk Bintuni Fakfak ini menjadi lintas wilayah di Papua Barat. Kita ingin sentra ekonomi membawa kebaikan bersama masyarakat lokal, secara khusus pengembangan pala sebagai bagian revitalisasi jalur rempah Indonesia," ungkap Wapres.

Dalam pertemuan tersebut, Wapres juga menerima aspirasi yang disampaikan Kepala Suku Oburau Hakim Aituarau yang mengharapkan wilayah Papua Barat bagian Selatan yang meliputi wilayah kabupaten Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Fakfak, dan Kaimana dapat menjadi satu provinsi tersendiri.

"Bapak Wapres, harapan kami yang paling tinggi, kami ingin memiliki provinsi sendiri, Bapak Wakil Menteri Dalam Negeri juga mudah-mudahan bisa mencatat apa yang menjadi keluh kesah kita," kata Hakim.

Hakim mengungkapkan bahwa pembangunan di wilayah Papua Barat bagian Selatan saat ini jauh tertinggal dari wilayah bagian Utara seperti Manokwari.

"Sudah lebih dari 20 tahun provinsi Papua Barat berdiri, Kaimana masih seperti ini Pak, Fakfak masih seperti yang dulu, Wondama masih seperti kemarin-kemarin, Bintuni yang sama memberikan makan kita melalui Migas juga sama (keadaannya)," tambah Hakim.

Terhadap aspirasi tersebut, Wapres Ma'ruf Amin pun menyampaikan sejumlah instruksi untuk pejabat terkait.

"Saya ingin sampaikan beberapa hal, saya instruksikan beberapa menteri untuk membahas beberapa isu dan agenda terutama Mendagri untuk menjadi perhatian wilayah Bomberai Raya dan menuangkannya ke dalam langkah-langkah konkrit untuk masuk ke Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua 2022-2023," ungkap Wapres.

Wapres menyebut pihaknya telah memasukkan 7 wilayah adat dalam Rencana Pembangunan Nasional 2024 dan Inpres No 9 tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua.

"Saya memahami bahwa daerah ini perjuangan ada karena itu saya ingin mendengar para raja yang menjunjung tingi nilai persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi adat dan toleran terhadap kemajemukan," tambah Wapres.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022