Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menciptakan inovasi pendeteksi ikan terkait informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), yang bermanfaat untuk membantu nelayan melakukan penangkapan ikan.

"Alat ini untuk memberikan kepastian lokasi penangkapan ikan kepada nelayan, berbasis data satelit pengindraan jauh. Inovasi ini membantu nelayan dalam menentukan lokasi penangkapan ikan," kata Sekretaris Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN Lindawati Wardhani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kepala BRIN: Masa depan ekonomi Indonesia harus berbasis keantariksaan

Linda menuturkan aplikasi tersebut juga dapat menunjukkan kondisi cuaca, tinggi gelombang, kecepatan angin, arah angin, dan jarak kapal ke posisi ikan.

Dengan memanfaatkan inovasi tersebut, nelayan dapat mempersingkat waktu saat menangkap ikan sehingga produktivitas nelayan akan meningkat.

"Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur keselamatan yang dapat digunakan nelayan saat kondisi darurat, dan menunjukkan posisi kapal," tuturnya.

Baca juga: BRIN kelola data citra satelit untuk mitigasi kebencanaan

Sebagai inventor aplikasi tersebut, peneliti Pusat Pemanfaatan Pengindraan Jauh BRIN Teguh Prayogo mengatakan inovasi itu didasarkan pada metode penentuan ZPPI secara otomatis dengan menggunakan data pengindraan jauh.

Inovasi tersebut dikemas dalam software ZAP (ZPPI Auto Processing) versi 2.0 berbasis desktop. ZAP secara otomatis mengolah dan mengirimkan informasi ZPPI ke pengguna sekitar 1-2 jam dari waktu lintasan satelit. Cakupan wilayahnya meliputi seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia yang terbagi dalam 24 project area.

Baca juga: BRIN: BUMDes lakukan transformasi digital dukung pertumbuhan ekonomi

Teguh menuturkan ZAP 2.0 menggunakan data Suhu Permukaan Laut (SPL) dari satelit Terra-MODIS, Aqua-MODIS, dan SNPP VIIRS, sebagai data masukan. Metode yang digunakan adalah metode Single Image Edge Detection (SIED), dengan nilai ambang batas lebih besar sama dengan 0,5 °C.

Informasi ZPPI bersifat near real time dengan frekuensi 2-6 kali dalam sehari sesuai lintasan satelit. Selanjutnya, informasi itu dikirimkan ke pengguna sesuai daerah operasi penangkapannya melalui email atau File Transfer Protocol (FTP).

Ia mengatakan aplikasi tersebut tidak terbuka untuk umum karena memiliki fungsi pengaturan dan pengendalian, serta menghindari konflik di lokasi penangkapan ikan.

Implementasi inovasi telah dimanfaatkan di berbagai daerah di Indonesia seperti di Indramayu, Gorontalo, Demak, dan Mamuju. Cara penggunaannya meliputi kegiatan bimbingan teknis pengoperasian alat bantu GPS, dan Fishfinder yang ditujukan untuk nelayan, Dinas Perikanan dan Kelautan, serta uji coba ke lokasi ZPPI.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022