Peluang berkembangnya industri baja nasional masih sangat besar, sehingga kita dorong agar industri baja nasional dapat terserap oleh kebutuhan dalam negeri
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim menyampaikan bahwa industri baja nasional saat ini masih pada tahap pertumbuhan awal yang akan terus meningkat pesat seiring pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia menyampaikan konsumsi baja per kapita Indonesia saat ini masih kurang dari 70 kg per kapita per tahun, jauh tertinggal dari Korea Selatan 1.076 kg, Tiongkok 667 kg, Jepang 456 kg, dan Amerika Serikat 291 kg per kapita.

"Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa peluang berkembangnya industri baja nasional masih sangat besar, sehingga kita dorong agar industri baja nasional dapat terserap oleh kebutuhan dalam negeri," katanya lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Silmy menyampaikan hal itu saat meresmikan IISIA Business Forum 2022 (IBF 2022), yang dilaksanakan pada 1-3 Desember 2022 di Surabaya, Jawa Timur, dengan menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Ia memaparkan konsumsi baja Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan konsumsi baja per kapita negara tetangga ASEAN, seperti Malaysia 210,5 kg, Thailand 233,3 kg, dan Singapura 273,5 kg per kapita.

Dari sisi produksi, Indonesia saat ini baru memproduksi baja kasar sebanyak 14,3 juta ton, jauh tertinggal dari Tiongkok 1.032,8 juta ton, India 118,2 juta ton, Jepang 96,3 juta ton, Amerika Serikat 85,8 juta ton, Rusia 75,6 juta ton, dan Korea Selatan 70,4 juta ton.

Pada acara yang dibuka oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tersebut, turut dihadiri Direktur Industri Logam Dasar Kementerian Perindustrian Liliek Widodo serta Direktur IKM Industri dan Direktur Industri Kecil & Menengah Logam, Mesin, Elektronika & Alat Angkut Kementerian Perindustrian Dini Hanggandari yang mewakili Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita.

Liliek mengatakan, Kementerian Perindustrian menyambut baik dan mendukung diselenggarkannya IBF 2022 yang mempertemukan seluruh stakeholder industri baja nasional.

"Kami juga berharap agar IBF 2022 menjadi tonggak sinergi untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri serta pengembangan industri nasional dalam mendukung kemandirian industri dan perekonomian nasional," ujar Liliek.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menyatakan bahwa Kadin mendorong terselenggaranya acara seperti IBF 2022 ini yang akan berkontribusi positif pada pergerakan ekonomi Indonesia.

"Kami berupaya agar industri-industri kecil pun mendapatkan apresiasi di masyarakat, sehingga kesinambungan pergerakan ekonomi bergerak menyeluruh dari semua kalangan. Hal ini kemudian yang akan membantu terwujudnya kemandirian industri nasional," lanjut Arsjad.

Penyerapan industri baja nasional dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) maupun tingkat komponen dalam negeri (TKDN) merupakan agenda utama dari IBF 2022 ini.

Arsjad menyampaikan, bersama institusi pendidikan, acara itu membahas industri besi dan baja, pengaplikasiannya pada sektor konstruksi dan infrastruktur, penggunaan baja sebagai bangunan tahan gempa, maupun kebutuhan baja untuk proyek-proyek pemerintah termasuk diantaranya pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara.

"Semoga penyelenggaraan IBF 2022 ini menjadi pionir untuk diadakannya acara-acara serupa sehingga terjalin hubungan yang sinergis antara asosiasi-asosiasi industri dengan pemerintah, maupun sarana edukasi bagi masyarakat terkait pentingnya industri baja bagi pembangunan nasional dan penggerak roda perekonomian untuk kemajuan Indonesia," tutup Arsjad.

Baca juga: Indonesia-Taiwan perkuat kerja sama industri baja
Baca juga: Industri baja nasional siap gelar Forum Bisnis 2022
Baca juga: Industri baja nasional komitmen dukung target NZE


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022