Jakarta (ANTARA) - Anggota Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr dr Soedjatmiko, Sp.A(K) mengatakan suplemen tidak bisa menggantikan imunisasi untuk mencegah penularan infeksi penyakit menular seperti campak, polio, difteri, dan pertusis.

"Suplemen perlu diberikan, tetapi tidak bisa menggantikan fungsi imunisasi. Mau suplemen apapun, termasuk air susu ibu (ASI)," kata dokter yang akrab disapa Miko itu dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Kamis.

Menurut Miko, imunisasi akan merangsang kekebalan tubuh spesifik. Misalnya vaksin campak, maka akan merangsang kekebalan agar tubuh siap menghadapi virus campak.

Baca juga: IDAI: Batuk pilek jangan jadi alasan tunda imunisasi anak

Begitu virus campak menyerang tubuh anak yang sudah diimunisasi campak, kata dia, anak tersebut akan lebih terlindungi karena di dalam tubuhnya sudah memiliki antibodi terhadap virus tersebut.

Sedangkan suplemen, makanan, dan ASI eksklusif, menurut Miko, tidak dapat menghasilkan antibodi spesifik sehingga hanya bisa mempercepat proses penyembuhan ketika anak terserang penyakit.

"Memang ada gunanya, kalau sakit bisa mempercepat penyembuhan. Tapi tidak bisa menggantikan. Dalam ASI tidak ada antibodi spesifik, adanya antibodi bersifat umum. Kalau bersifat umum, kekuatannya tidak sebagus antibodi yang spesifik," ujar Miko.

Baca juga: Cegah polio, IDAI ingatkan pentingnya tingkatkan cakupan imunisasi

"Buktinya apa? Negara dengan gizinya bagus, ASI-nya eksklusif lengkap, tetap melakukan imunisasi. Boleh cek semua negara di dunia melakukan imunisasi, tidak ada yang tidak," katanya.

Untuk itu, Miko mengingatkan orang tua untuk melengkapi imunisasi anak sesuai yang dianjurkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI.

Selain itu, ia juga mengatakan penting bagi orang tua memastikan penerapan protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) karena sebagian besar penyakit menular dapat masuk ke tubuh melalui hidung dan mulut.

"Dengan cuci tangan itu kita bisa menghindari (penularan). Tapi yang paling penting memang imunisasi, karena jika masuk (virusnya) dapat dicegah (agar kondisinya tidak memburuk)," kata Miko.

Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat lengkapi imunisasi anak demi cegah penyakit

"Jadi lengkapilah imunisasi anak cucu kita, keponakan kita, karena pencegahan yang paling efektif selama ini, penelitian di semua negara, adalah imunisasi. Kalau vaksinnya lengkap, maka antibodi spesifik tadi juga lengkap,” katanya.

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022