pada 2023 diperkirakan tumbuh sebesar 5,78 persen
Jakarta (ANTARA) - Manajer riset nasional BCI Central, Cahyono Siswanto memastikan sektor konstruksi di Indonesia tetap bertumbuh pada 2023, meskipun ekonomi global dilanda ketidakpastian akibat melambatnya ekonomi beberapa negara maju.

"Total pasar proyek konstruksi (proyek gedung dan sipil, tidak termasuk migas) pada 2023 diperkirakan tumbuh sebesar 5,78 persen dibandingkan tahun ini," kata Cahyono dalam rilis Indonesia Construction Market Outlook 2023 di Jakarta, Jumat.

Hal ini mengikuti tren kenaikan sebesar 27,77 persen untuk 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

Cahyono juga mengungkapkan total pasar konstruksi Indonesia diperkirakan mencapai Rp332,95 triliun pada 2023, terdiri 47,29 persen di sektor sipil dan 52,71 persen di sektor bangunan.

Kegiatan sektor sipil (termasuk infrastruktur, transportasi dan utilitas) meningkat pada 2022 yakni naik sebesar 7,12 persen dibandingkan 2021.

Baca juga: Menciptakan peluang kerja melalui jasa konsultasi

Konstruksi sipil diperkirakan meningkat sebesar 10,13 persen pada 2023 dengan nilai Rp157,46 triliun.

Proyek sipil yang menjadi tulang punggung pada 2023 adalah jalan dan jembatan, bendungan, pelabuhan dan pekerjaan sipil dan pembangkit listrik.

Sektor bangunan diperkirakan meningkat 10,13 persen pada 2023 mencapai Rp175,49 triliun.

Kategori proyek perumahan dan industri diharapkan menjadi kontributor terbesar terhadap total nilai konstruksi bangunan pada 2023 dengan porsi masing-masing sebesar 31,28 persen dan 25,02 persen.

Sedangkan proyek ritel dan perkantoran menjadi proyek yang sedang berkembang di 2023.

Baca juga: Pemerintah dorong industri konstruksi utamakan pakai material lokal

Prospek pasar ini diharapkan dapat memberikan gambaran optimis konstruksi Indonesia satu tahun ke depan, sehingga dapat memberikan kepercayaan bagi pelaku bisnis di Indonesia.

Tetap waspada
Penasihat Utama Lembaga Riset Ekonomi Kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur (ERIA), Dr. Lili Yan Ing menyebut resesi dan instabilitas keuangan yang dipicu melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara maju seperti Eropa, China, hingga Amerika Serikat tidak berdampak pada beberapa negara.

Dia mengatakan ada beberapa negara yang diperkirakan lolos dari resesi karena negara-negara tersebut mulai pulih dan tekanan inflasi mulai mereda. Mayoritas negara yang disinyalir lolos dari resesi ini berada di kawasan ASEAN, salah satunya Indonesia.

Lili menyampaikan kondisi makroekonomi global, Asia Tenggara dan Indonesia pada 2023 optimis, namun tetap waspada.

Dia memberikan beberapa rekomendasi kebijakan seperti menjaga stabilitas ekonomi makro (fiskal yang hati-hati dan suku bunga yang wajar), meningkatkan daya saing di sektor manufaktur dengan meningkatkan infrastruktur lunak dan keras, menyederhanakan prosedur ekspor, impor dan investasi dan lainnya. 

Baca juga: Asosiasi Kontraktor Indonesia usulkan penyesuaian harga konstruksi

Oleh karena itu, Lili menyarankan pemerintah perlu memformulasikan kebijakan yang hati-hati untuk merespon ketidakpastian karena gejolak ekonomi global.

 

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022