Moskow (ANTARA) - Rubel memperpanjang kerugian minggu ini pada awal perdagangan Jumat, merosot ke posisi terendah baru terhadap dolar AS, euro dan yuan karena mata uang Rusia itu diperdagangkan tanpa dukungan periode pajak akhir bulan yang menguntungkan.

Pada pukul 06.10 GMT, rubel melemah 0,4 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan di 61,73, sebelumnya mendekati angka 62 dan terlemah sejak 7 November.

Rubel telah kehilangan 1,0 persen untuk diperdagangkan pada 65,10 versus euro, terlemah sejak 7 Juli, dan telah turun 0,4 persen terhadap yuan menjadi 8,76, tergelincir ke level terlemah sejak pertengahan Oktober.

Sementara yuan telah membuat terobosan bertahap ke Rusia selama bertahun-tahun, perayapannya telah berubah menjadi sprint dalam sembilan bulan terakhir karena mata uang tersebut menyapu pasar dan arus perdagangan negara tersebut, menurut tinjauan data dan wawancara Reuters dengan 10 pelaku bisnis dan keuangan.

Rubel sekarang telah kehilangan dukungan dari periode pajak akhir bulan yang menguntungkan, yang biasanya membuat eksportir Rusia mengubah pendapatan mata uang asing menjadi rubel untuk membayar kewajiban lokal.

Mata uang Rusia mungkin juga berada di bawah tekanan dari batas harga minyak yang akan datang.

Pemerintah Uni Eropa untuk sementara telah menyepakati batas harga 60 dolar AS per barel untuk minyak lintas laut Rusia dengan mekanisme penyesuaian untuk mempertahankan batas tersebut pada 5,0 persen di bawah harga pasar, menurut diplomat dan dokumen yang dilihat oleh Reuters.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 87,2 dolar AS per barel.

Baca juga: Rubel Rusia tergelincir dekati level terendah 7 minggu terhadap yuan

Baca juga: Rubel Rusia diperdagangkan dekati 61 terhadap dolar jelang lelang OFZ

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022