Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan parfum padat berbahan dasar minyak atsiri, lilin lebah, dan lemak coklat menggunakan teknologi nano.

"Inovasi ini menggunakan sistem emulsifikasi air dalam minyak untuk membuat zat aktif minyak atsiri yang mudah meresap dan nyaman digunakan pada kulit," kata Asisten Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Lindawati Wardani sebagaimana dikutip dalam siaran pers BRIN di Jakarta, Jumat.

Dengan menggunakan teknologi nano, bahan baku pembuatan parfum diolah menjadi seukuran nano sehingga jauh lebih mudah terserap ke tubuh dan lebih tahan lama wanginya.

Linda mengatakan, inovasi pengembangan parfum tersebut menghasilkan produk parfum yang lebih praktis, tidak cepat habis, dan wanginya lebih tahan lama dibandingkan dengan produk parfum cair.

Menurut dia, pengembangan parfum padat antara lain dilakukan menggunakan minyak atsiri dari ekstrak kayu cendana, bunga melati, bunga mawar, lemon, gaharu, kayu cedar, vanila, dan kamomil.

Basis padatan yang digunakan dalam pengembangan parfum, ia melanjutkan, berupa lemak dari coklat bubuk yang kaya vitamin A, C, dan E. Lemak coklat sudah umum digunakan dalam kosmetik sebagai pelembab.

BRIN berkolaborasi dengan PT Nano Herbaltama Internasional dalam hal lisensi inovasi parfum padat untuk skala industri.

Setelah kerja sama berjalan, BRIN akan mengurus sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk produk parfum padat yang dikembangkan serta mengupayakan produk masuk e-katalog.

Baca juga:
BRIN ciptakan inovasi pendeteksi ikan
BRIN kelola data citra satelit untuk mitigasi kebencanaan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022