Jakarta (ANTARA) - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengatakan, hasil penyelidikan meninggalnya satu keluarga yang beranggotakan empat orang di Kalideres, Jakarta Barat, diumumkan pekan ini.

"Mudah-mudahan dalam minggu ini kita bisa rilis akhir, final hasil penyelidikan kami," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi di Jakarta, Senin.

Hengki mengatakan, hari ini tim penyidik mengadakan rapat dengan seluruh tim yang secara paralel menyelidiki berbagai aspek dalam kasus tersebut.

Tim tersebut antara lain berasal dari Tim kedokteran forensik dari RS Polri Kramat Jati dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM) Universitas Indonesia (UI), tim patalogi anatomi RSCM UI, tim sosiologi agama dan tim psikologi forensik dan tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.

Dia mengatakan proses investigasi tersebut cukup lama karena tim penyidik tidak ingin ada hal yang terlewatkan dan bisa langsung memberikan penjelasan yang lengkap dan akurat kepada publik.

"Jadi sekali lagi kita sangat berhati-hati, kita benar-benar harus teliti terhadap proses penyelidikan ini," ujarnya.

Baca juga: Polda Metro periksa 28 saksi kasus kematian satu keluarga di Kalideres

Penemuan tewasnya satu keluarga itu berawal ketika ketua RT setempat mencium bau busuk dari dalam rumah korban pada Kamis (11/10) sekitar pukul 18.00 WIB.

Ketua RT langsung melapor ke Polsek Kalideres terkait temuan bau busuk itu. Bersama polisi, ketua RT akhirnya mendobrak masuk ke dalam rumah tersebut.

Ketika pintu utama dibuka, petugas mendapati empat mayat di tiga ruangan berbeda, yakni ruang tamu, kamar tengah dan ruang belakang.

Polisi langsung melakukan pemeriksaan di sekitar lokasi. Setelah itu, keempat korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati (Jakarta Timur) untuk proses autopsi.

Baca juga: Polda Metro bantah keluarga meninggal di Kalideres akibat keracunan

Polda Metro Jaya menegaskan, analisis awal penyidik terkait satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres bukan disebabkan oleh kelaparan.

Penyidik Polda Metro Jaya juga mematahkan dugaan yang menyebut kematian satu keluarga itu adalah akibat aksi perampokan.

Dugaan perampokan bisa dipatahkan setelah tim penyidik menemukan adanya bukti digital komunikasi dari salah satu penghuni rumah untuk menjual sejumlah barang dari rumah tersebut.

Pihak Kepolisian juga telah melacak dan memintai keterangan kepada pihak pembeli barang tersebut dan atas dasar keterangan dan temuan penyidik, maka dugaan perampokan bisa dipatahkan.

Pemeriksaan terhadap tiga saksi terkait kasus tersebut juga mengungkapkan fakta bahwa ada anggota keluarga tersebut yang telah meninggal sejak Mei 2022, namun tidak dilaporkan.
 

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022