Jakarta (ANTARA) - Kontingen Jawa Barat keluar sebagai juara umum Kejuaraan Nasional Arung Jeram 2022 pada kejuaraan yang berlangsung pada 30 November hingga 4 Desember di Sungai Pekalen, Probolinggo, Jawa Timur.

Pada kejuaraan yang juga bagian dari persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 itu, Jawa Barat memimpin klasemen akhir perolehan medali dengan membawa pulang 18 medali emas dan dua perunggu.

Jawa Timur menempati posisi kedua klasemen akhir perolehan medali keseluruhan dengan mendapatkan tiga medali emas, enam perak dan tujuh perunggu.

Baca juga: Jawa Barat sapu bersih medali hari pertama Kejurnas Arung Jeram 2022

Sementara itu kontingen lainnya dari Jambi, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, DI Yogyakarta, dan Sumatera Utara belum mampu membawa pulang satu pun medali emas dan hanya meraih perak dan perunggu. Mereka secara beruntun menempati posisi ketiga hingga kedelapan klasemen. Sisanya, seperti Aceh, NTB, Sulawesi Utara belum bisa menghasilkan medali.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB FAJI Irfan Bahtiar mengakui bahwa Jawa Barat memang lebih siap dibandingkan kontingen lain dalam Kejurnas kali ini.

"Secara kuantitas maupun kualitas, Jawa Barat memang masih mengungguli daerah lainnya. Secara kuantitas saja, Pengcab (pengurus cabang) arung jeram di Jawa Barat saja ada banyak dan kejuaraan antar Jawa Barat bahkan lebih seru persaingannya," kata Irfan melalui keterangan tertulis Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI), Senin.

Baca juga: PB FAJI gelar Kejurnas Arung Jeram untuk persiapan PON Aceh-Sumut 2024

Irfan menyampaikan medali emas memang dikuasai tim Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun dia menilai tim lain dari Sumatera terutama Jambi juga cukup menjanjikan. Sementara itu hasil pembinaan di daerah lain menurutnya belum terlalu terlihat. Kehadiran pengcab, kata dia, cukup penting untuk menghadirkan kompetisi bagi atlet.

“Kalau daerah memiliki banyak pengcab pasti akan banyak kompetisi yang berjalan, artinya itu bisa mempengaruhi banyaknya jam terbang yang bisa dihasilkan atlet, lalu bisa melakukan evaluasi kesalahan lebih sering, meng-update trik-trik mengingat setiap jeram memiliki tingkat kesulitan berbeda, lalu bisa lebih paham medan, dan terakhir tentu dapat melahirkan pelatih yang berkualitas," kata dia menjelaskan.

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi para pengurus daerah untuk lebih menggiatkan lagi arung jeram di daerahnya sebab sementara ini kualitas yang cukup merata hanya ada di zona Barat saja.


 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022