Kita harus belajar dari sini. Jangan sampai arah kebijakan yang disusun merugikan negara karena kondisi global sedang krisis, jadi transisi energi harus dilakukan secara bertahap
Jakarta (ANTARA) - Pengamat Energi dan Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Rosari Saleh mengingatkan perlunya transisi energi secara bertahap agar tidak timbul masalah apabila terjadi disrupsi yang mengganggu pasokan energi.

Rosari dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, mengatakan masalah bisa muncul apabila sumber lama energi ditinggalkan begitu saja, padahal sumber energi baru belum tersedia dalam jumlah yang mencukupi.

Ia berkaca dari pengalaman Eropa yang mengalami krisis energi akibat konflik geopolitik di Ukraina, sehingga negara-negara yang bergantung pada pasokan gas, justru mempertimbangkan kembali untuk mengimpor energi fosil.

"Kita harus belajar dari sini. Jangan sampai arah kebijakan yang disusun merugikan negara karena kondisi global sedang krisis, jadi transisi energi harus dilakukan secara bertahap," katanya.

Menurut dia, pemerintah bisa melihat pengalaman tersebut sebagai pelajaran agar langkah dalam melakukan transisi energi bisa dilakukan secara tepat dan krisis energi domestik tidak terjadi.

Baca juga: Akselerasi Transisi Energi Setelah KTT G20

Dari sisi fiskal, Indonesia juga masih bergantung pada sumber daya alam sebagai sumber penerimaan dalam APBN, sehingga berkurangnya kontribusi ini juga harus dipertimbangkan, apabila ingin menjalankan transisi energi secara berkelanjutan.

"Hingga saat ini Indonesia masih sangat diuntungkan dengan energi fosil terutama mineral dan batu bara, termasuk minyak," kata Rosari.

Sebelumnya langkah Indonesia untuk mengembangkan ekonomi hijau, termasuk dengan mengurangi energi fosil dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan, mendapat dukungan penuh dari dunia internasional.

Salah satu dukungan berasal dari Forum G20 yang memberikan apresiasi kepada Indonesia atas komitmen transisi energi tersebut karena sejalan dengan arah ekonomi dunia, termasuk adanya dukungan pembiayaan dari lembaga maupun mitra multilateral.

Penyelenggaraan G20 di Indonesia juga telah menyepakati kerja sama transisi energi sebesar 20 miliar dolar yang nantinya akan ditindaklanjuti melalui dukungan tambahan seperti insentif fiskal untuk mendukung pemanfaatan energi hijau kedepannya.

Baca juga: Peneliti: Deklarasi G20 akan mendorong percepatan transisi energi
Baca juga: Akselerasi Transisi Energi Setelah KTT G20

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022