Jakarta (ANTARA) - Anggota Satuan Tugas (Satgas) HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Rizqi Amalia, Sp.A mengimbau untuk tidak mencampur susu formula dan ASI dari ibu pasien HIV karena akan meningkatkan risiko transmisi vertikal atau penularan dari ibu ke bayi.

"Nutrisi pada bayi itu ada ASI dan susu formula. Yang tidak boleh diberikan adalah mencampur susu formula dan ASI karena itu sangat amat meningkatkan risiko transmisi vertikal," kata Rizqi dalam acara bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, saat bayi diberikan susu formula, maka efek samping yang paling sering terjadi adalah infeksi karena kurang bersih saat menyiapkannya dan kemungkinan alergi terhadap susu sapi.

Baik infeksi maupun alergi, kata Rizqi, akan menyebabkan peradangan pada usus sehingga pertahanan usus menjadi terganggu.

Baca juga: Dokter sebut transmisi HIV pada anak melalui ASI berisiko lebih tinggi

Baca juga: Deteksi dini HIV pada ibu hamil penting untuk cegah penularan ke anak


Ia melanjutkan, ketika anak diberikan ASI yang mengandung virus HIV saat pertahanan ususnya terganggu, maka penularan akan sangat mungkin terjadi.

Sehingga, kata Rizqi, pilihan pemberian nutrisi pada bayi hanya ada dua, yaitu susu formula saja atau ASI saja.

"Kalau susu formula, tenaga kesehatan harus menjelaskan kepada ibu tentang apa saja kelebihan atau kekurangan pemberian nutrisi tersebut. Untuk susu formula kelebihannya tentu risiko penularannya nol," ujarnya.

Sedangkan ASI, meskipun merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, tapi dalam hal ini ibu harus mempertimbangkan kemungkinan penularan HIV meskipun sudah meminum obat antiretroviral (ARV).

Sebab dalam beberapa penelitian, meskipun ibu sudah meminum ARV dan virus HIV sudah tidak terdeteksi dalam darah, tetap ada kemungkinan bahwa HIV bisa menular melalui ASI, meskipun jumlah kasus dalam hal ini terbilang sedikit.

"ASI tetap bisa menularkan karena tetap ada virusnya dan kita tidak lazim melakukan pemeriksaan kadar virus di dalam ASI," katanya.

"Untuk itu, harus konseling dengan baik, karena (anaknya) akan seumur hidup minum obat kalau tertular. Tentu harus dipikirkan matang-matang sebelum ibu dan keluarganya mengambil keputusan," ucapnya.*

Baca juga: Ibu hamil dianjurkan jalani pemeriksaan untuk deteksi penularan HIV

Baca juga: Kemenkes perkuat penapisan ibu hamil cegah HIV tulari anak-anak

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022