Mondo yang bertindak sebagai komponis sekaligus produser pada kedua lagu tersebut mengatakan "Cipta di Batas Rasa" secara musik lebih pelan dan gelap.
Tema besar yang diangkat adalah bagaimana tetap bisa berharap di tengah keterbatasan, khususnya para musisi yang tetap bisa berkarya walaupun terkena dampaknya.
Baca juga: Pendapat Mondo Gascaro soal fenomena Sobat Ambyar
"'Lepas Berdansa' itu kayak sekuelnya 'Cipta di Batas Rasa', yang mana kita sudah melewati naik turunnya jadi sekarang bisa lebih menerima keadaan tanpa banyak ekspektasi yang berlebih. Temanya lebih positif dan secara tempo juga lebih cepat," kata Mondo melalui siaran resminya, Jumat.
Kolaborasi ini berawal di tahun 2020 ketika Mondo dan Pricil dipertemukan oleh sebuah layanan musik digital untuk menciptakan lagu dengan tema bertahan di tengah pandemi.
"Sebagai pendengar album 'Rajakelana', aku langsung bilang iya detik itu juga saat diajak,” ujar Pricil.
"Cipta di Batas Rasa" dikerjakan selama pandemi, prosesnya pun dilakukan tanpa tatap muka. Jangkauan peredaran lagu tersebut juga terbatas lantaran adanya kontrak eksklusif dengan layanan musik digital tersebut.
Begitu kontrak selesai, Mondo dan Pricil sepakat untuk mengedarkan kembali lagu tersebut lebih luas dan meneruskan kolaborasi keduanya.
"Harapan sebenarnya terdapat di inti kedua buah lagu tersebut yaitu termotivasi untuk terus berkarya tapi tidak terus memaksakan kehendak alih-alih ambisius," kata Pricil.
"Aku juga ingin orang-orang melihat sisiku yang menyanyikan tipe lagu berbeda dari biasanya, bareng Mas Mondo pula. Ini suatu hal yang baru yang ingin kutunjukkan. Semoga responnya baik dan pada suka," lanjutnya.
"Cipta di Batas Rasa" dan "Lepas Berdansa" yang berada di bawah naungan Ivy League Music sudah dapat didengarkan di layanan musik digital.
Baca juga: Mondo Gascaro: Makna, pesan dan harapan di Hari Musik Nasional
Baca juga: Deretan karya musik yang dirilis jelang normal baru
Baca juga: Mondo Gascaro raih Piala Citra, Penata Musik Terbaik FFI 2019
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
