Jakarta (ANTARA) - Tak terasa, 20 tahun sudah PT Indonesian Paradise Property Tbk atau INPP hadir untuk mengembangkan industri properti di Indonesia. Bermula dengan pengembangan HARRIS Hotel Tuban-Bali pada tahun 2002, kini berbagai properti dengan nama besar di Tanah Air semakin banyak dikembangkan oleh INPP.

Siapa yang tak mengenal Sahid Kuta Lifestyle Resort, Sheraton Bali Kuta Resort, Grand Hyatt Jakarta, HARRIS Hotel Batam, Maison Aurelia, Keraton at The Plaza Hotel The Luxury Collection, HARRIS Resort Waterfront Batam, HARRIS Suites fX Sudirman Jakarta, HARRIS Hotel Tebet, hingga POP! Hotel Sangaji Yogyakarta.

Sederet nama tersebut, yang pastinya tak asing didengar telinga, dikembangkan oleh Indonesian Paradise. Tak hanya hotel, beberapa pusat perbelanjaan pun tak luput dari peran kerja keras INPP, seperti Plaza Indonesia Shopping Center Jakarta, Beachwalk Shopping Center Bali, 23 Paskal Shopping Center Bandung, fX Sudirman Jakarta, dan Park 23 Entertainment Center Bali.

Tak berhenti hanya mengembangkan hotel maupun pusat perbelanjaan, INPP terus mengedepankan inovasi dan kreativitas agar dapat beradaptasi dengan segala kondisi zaman. Dua nilai tersebut juga menjadi dasar bagi perusahaan untuk melahirkan berbagai produk unggulan dan menjadi top of mind di masyarakat.

Komitmen tersebut yang menjadi dasar INPP agar terus membangun negeri di tengah pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan tekanan di berbagai sektor ekonomi, termasuk industri
properti atau real estat di dalam negeri. Sebagaimana diketahui, industri ini sempat terpuruk cukup dalam di tahun 2020 saat tidak adanya mobilitas.

Menghadapi tantangan yang ada, perusahaan beradaptasi untuk terus maju dengan menerapkan berbagai strategi dan kebijakan agar tetap bisa tumbuh dan terus membangun. INPP pun terus berupaya menjawab perubahan kebutuhan masyarakat selama pandemi melanda.

Apalagi, perilaku masyarakat kian berubah dan lebih memilih untuk berdiam dan melakukan kegiatan di rumah, sehingga berdampak pada munculnya kebutuhan masyarakat untuk memiliki tempat tinggal yang nyaman, aman, dan mampu memenuhi berbagai kebutuhan.

Kebutuhan yang dimaksud mulai dari aktivitas bekerja, bersekolah, berolahraga, berekreasi, berbelanja, serta lainnya dalam satu area yang terintegrasi. Berangkat dari kebutuhan tersebut, perusahaan menghadirkan karya terbaru yakni hunian mixed use yang dirancang dengan konsep matang yang mengedepankan inovasi dan kreativitas untuk menjawab kebutuhan pasar, ​​​​​.

Mixed used adalah kawasan bangunan yang memiliki tiga pilar, yaitu commercial, hospitality, dan residence, dengan tujuan agar berdampak terhadap komunitas di sekitarnya.

Secara keseluruhan, INPP memiliki 6 area komersial dengan total 36.600 meter persegi, 13 hotel dengan 8 brand totalnya 2.300 kamar, serta 4 residensial dengan total 2.201 unit.

Saat ini INPP sedang berproses dalam mengembangkan dua proyek strategis, yakni apartemen 31 Sudirman Suites & Hotel Hyatt Place di Makassar dan Apartemen Antasari Place di Jakarta. Adapun Antasari Place merupakan salah satu kompleks yang dibuat dengan konsep mixed use antara ritel dengan apartemen yang cocok untuk kaum milenial.


Optimisme tahun 2023

Perusahaan sudah melewati masa-masa sulit akibat pandemi yang luar biasa. Dengan demikian, tahun 2022 menjadi awal kebangkitan INPP pascapandemi COVID-19 di Tanah Air, terlihat dari capaian laba bersih pada triwulan III-2022 yang mencapai Rp1,52 miliar, setelah pada periode yang sama tahun sebelumnya perseroan merugi Rp48,37 miliar.

Pendapatan INPP juga naik 88,37 persen dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy) menjadi Rp540,56 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp286,95 miliar. Pendapatan itu meliputi segmen komersial sebesar Rp280,4 miliar, perhotelan sebesar Rp198,90 miliar, penjualan properti Rp55,74 miliar, dan segmen manajemen properti dan lainnya tercatat sebesar Rp5,78 miliar.

Dengan laba yang diraih pada kuartal ketiga tahun ini, Presiden Direktur INPP sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Anthony Prabowo Susilo optimistis tahun 2023 akan dilewati dengan baik meski terdapat ancaman resesi global.

Kinerja INPP juga ditopang oleh anak-anak perusahaannya yang mencatatkan capaian cemerlang, seperti PT Retzan Indonusa (RIN), PT Dinamika Putra Perkasa dan Entitas Anak (DPP), PT Saranausaha Jaya (SUJ), PT Indonesian Pradise Island (IPI), PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS), dan PT Aneka Bina Laras dan Entitas Anak (ABL).

Kemudian, PT Mitra Perdana Nuansa, PT Anugerah Nusaraya, PT Mitra Gemilang Mahacipta, PT Indonesia Gemilang Mahasentosa, PT Pop Property Indonesia, PT Rifai Maju Properti, PT Adhitama Citra Selaras, PT Segara Biru Kencana, PT Praba Kumata Sajati, serta PT Kega Property Utama

Pada tahun depan INPP bakal mengerjakan enam proyek residensial yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, yaitu Sahid Kuta Lifestyle Resort, Hyattt Place Makasar, 23 Paskal Extension, hunian mixed use di Semarang, Antasari Place Semarang, serta residensial dan komersial di Balikpapan.

Optimisme tahun depan juga datang dari kondisi makro ekonomi Indonesia yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72 persen (yoy) pada triwulan ketiga tahun ini. Dari pertumbuhan tersebut, sektor real estat memiliki distribusi 2,41 persen dengan pertumbuhan 0,63 persen (yoy).

Sektor ini turut berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja, dengan kenaikan 90 ribu orang yang diserap pada triwulan III-2022 atau naik 0,06 persen (yoy), dengan distribusi 0,33 persen pada Agustus 2022.

Bank Indonesia (BI) juga melaporkan penjualan properti residensial primer triwulan III-2022 terindikasi tetap kuat. Hal ini tercermin dari penjualan properti residensial yang tumbuh sebesar 13,58 persen (yoy), meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 15,23 persen (yoy).

Pertumbuhan industri properti di tengah pandemi tak terlepas dari peran pemerintah yang memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) properti Ditanggung Pemerintah (DTP) serta pemberian kebijakan uang muka nol persen properti oleh BI.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022